"Ada juga kartu LBH juga. Lengkap nih sudah wartawan, LBH lagi. Gimana nggak ketakutan, sementara pegawai toko rata-rata kurang memahami terkait permasalah seperti ini," tukasnya.
Dari hasil pengembangan kasus, pelaku telah mengakui perbuatannya dan terungkap beberapa TKP lainnya, seperti di wilayah Boyolali, Sukoharjo dan Klaten.
Modusnya yang dilakukan di TKP lain pun juga sama.
Adapun saat konferensi pers hari itu, polisi tidak menghadirkan tersangka AS karena masih dilakukan pemeriksaan intensif.
Sementara tersangka NS mengaku diajak AS dari Surabaya.
"Saya tidak tahu apa-apa cuma diajak," kilahnya.
Meski mengaku tidak tahu apa-apa dia juga mengatakan bahwa melakukan aksi pemerasan bersama AS sebanyak 4-5 kali.
NS pun mengaku tidak mendapat bagian atau uang dari AS.
Hanya saja, dia mendapatkan uang yang digunakannya untuk membeli makan dan kebutuhan hidup lainnya.
"Nggak dapat bagian, dia yang pegang (uang), cuma dikasih untuk belanja sabun, makanan," ucapnya.
Sementara itu tersangka MA menyatakan baru sekali bertemu dengan tersangka AS di Solo.
"Kemudian saya posisi di Jogja, karena ada pekerjaan di Jogja. di telpon (AS), dimintai tolong, katanya tolong dibantu ketemu sama klien," katanya.
MA mengaku tidak memakan barang-barang yang dibeli oleh kedua pelaku lain sebelumnya.
Namun demikian dia tetap menjalankan perintah AS dan NS, yakni mengaku mual.
"Saya cuma dimintai tolong, tolong komplainin karena tantenya (NS) ga berani komplain," ceritanya.