Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim operasi Damai Cartenz yang tergabung dari unsur TNI-Polri hingga kini masih belum dapat melakukan evakuasi terhadap korban PT PTT yang tewas tertembak di Beoga Kab Puncak.
Hal itu dikonfirmasi langsung oleh Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Gatot Repli Handoko.
"Saat ini tim Damai Cartens gabungan TNI-Polri ini lagi berupaya untuk bisa masuk ke sana, untuk mencoba melakukan evakuasi terhadap informasi ada karyawan yang terbantai di sana oleh KKB," kata Gatot saat dikonfirmasi Tribunnews, Minggu (6/3/2022).
Adapun kendala yang dihadapi oleh tim operasi damai Cartenz kata Gatot yakni adanya faktor cuaca yang tidak mendukung di wilayah tersebut.
Atas hal itu, pihak kepolisian kata mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur itu hingga kini belum dapat memberikan keterangan lebih detail perihal kondisi para korban yang diketahui jumlahnya 8 orang itu.
"Iya begitu makanya untuk lengkap detailnya nanti kita menunggu Tim satgas yang ada di sana," beber Gatot.
Adapun berdasarkan informasi kabar duka yang diterima Tribunnews, kedelapan korban yang tewas itu di antaranya Bona Simanullang, Billy Garibaldi, Renal Tentua, Syahril Nurdiansyah, Eko Septiansyah, Ibo, Jamaludin, dan Bebi Tabuni.
Baca juga: Kasus Penyerangan KKB di Beoga: Evakuasi Terkendala Cuaca Buruk hingga Persiapan Penanganan Jenazah
Sebelumnya, Kaops Damai Cartenz beserta jajaran dan Dandim 1714/Puncak beserta jajaran menggelar rapat di Mapolres Mimika membahas mekanisme rencana evakuasi 8 karyawan PT PTT yang masih berada di Beoga Kab Puncak yang dibunuh gerombolan Kriminal Separatis Teroris (KST) pada Jumat (4/3/2022) pukul 15.30 WIT.
Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga mengungkapkan hasil rapat tidak dapat dipublikasikan karena menyangkut evakuasi keamanan dan keselamatan.
Aqsha sangat menyayangkan atas telah terjadinya insiden pembunuhan keji tersebut, karena untuk kesekian kalinya berulang dan berulang.
Terlebih lagi, kata dia, kekejaman yang dilakukan KST di Papua tersebut di luar akal nalar dan akal sehat dengan mengabaikan rasa kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia.
Dengan dalih merasa teraniaya dan ingin merdeka serta hidup mulia, lanjut Aqsha, tapi kenyataannya KST tersebut malah memperpanjang penderitaan masyarakat Papua.
Baca juga: Salah Satu dari 8 Korban Penembakan KKB Ternyata Anak Kepala Suku, Bertugas Sebagai Pendamping
"Sudah tidak terhitung berapa kali KST telah melakukan aksi kekejamannya, baik memperkosa dan membunuh masyarakat sipil yang tidak berdosa. Guru, tenaga pengajar dan tenaga Kesehatan pun jadi korban sampai hilang nyawa," kata Aqsha dalam keterangan resminya pada Jumat (4/3/2022).