"Saya mengungsi karena aktivitas merapi tiba-tiba meningkat dan keluar suara bergemuruh yang berasal dari Merapi," ucapnya.
"Saat itu saya dapat instruksi dari pak lurah intinya untuk mengungsi ke kantor desa satu malam dulu sembari melihat situasi," tambahnya.
Ia menjelaskan saat mengungsi dirinya membawa dua anak nya yang masih kecil. Sementara sang suami, beraja di rumah.
"Keluarga saya ada 4 orang, yang mengungsi cuma tiga orang yakni saya dan kedua anak, kalau suami menjaga rumah," katanya.
Baca juga: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran Sejauh 5 Kilometer, 253 Warga Klaten & Sleman Mengungsi
Ia menjelaskan, pilihan untuk mengungsi dikarenakan awan panas guguran yang dilaporkan ke warga berpotensi mencapai 5 kilometer dan mengarah ke tenggara.
"Terus terdengar suara-suara bergemuruh seperti yang tahun lalu itu. Ini kan sudah lama tidak ada suara dan meningkatnya aktivitas dadakan makanya kita mengungsi," ucapnya.
"Namun mulai pagi ini sudah kembali pulang ke rumah untuk beraktivitas normal karena merapi tidak ada peningkatan sudah melanda," akunya.
Ia menjelaskan, jika anak-anak juga sudah mulai sekolah lagi.
Dengan adanya aktivitas peningkatan aktivitas ini, warga akan semakin menggiatkan ronda malam agar lebih waspada lagi. (Mur)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kesaksian Warga Lereng Gunung Merapi Klaten Saat Awan Panas Guguran: Gemuruh Cukup Kencang