TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -
SS meminta maaf karena membuat pesan berantai terkait operasi pasar minyak goreng murah yang digelar DPW Partai NasDem Jatim.
Pesan itu dibuat tanpa dasar dan hanya berdasarkan pendengarannya dari mulut ke mulut.
Padahal, DPW Partai NasDem Jatim tidak pernah mengagendakan kegiatan tersebutm
Informasi yang telah dibuat dan disebarkannya melalui media sosial dan grup WhatsApp oleh pemerhati satwa asal Surabaya itu sempat dilaporkan Kuasa Hukum DPW Nasdem Jatim, Ari Her Sofiawanudin ke SPKT Polrestabes Surabaya, Selasa (8/3/2022) malam.
Baca juga: Pascakebakaran, Hari Ini Pelayanan RSUD Pasar Rebo Beroperasi Normal
Atas laporan tersebut, Ketua DPW Partai NasDem Sri Sajekti Sudjunadi mendatangi panggilan polisi terkait laporan partainya terhadap Singky Soewadji dengan dugaan penyebaran berita bohong, pada Rabu (9/3/2022).
Kak Jess sapaan akrab Sri Sajekti Sudjunadi, mengatakan berita yang disebarkan Singky terkait operasi pasar minyak goreng murah yang dibuat dan disebarkan di media sosial dan grup WhatsApp, itu akan memunculkan harapan bagi masyarakat yang berpotensi membuat kegaduhan.
"Tidak pernah ada rencana untuk melakukan operasi pasar tersebut. Dalam kondisi sekarang banyak masyarakat yang membutuhkan itu. Tentu saja jadi berita sehingga menjadi harapan bagi masyarakat bagaimana menciptakan harapan tapi tidak ada. Bahkan rencana hal tersebut tidak ada," ungkap Kak Jess.
Dengan mengambil langkah hukum yang dilakukan itu, dimaksudkan untuk melindungi masyarakat agar jangan sampai masyarakat ini dipenuhi harapan palsu.
Baca juga: Fenomena Jasa Titip Muncul di Tengah Kelangkaan Minyak Goreng
"Media sosial ini kan cepat. Jangan sampai masyarakat ini datang ke Jalan Arjuno 142 untuk membeli minyak goreng 5 liter padahal barangnya maupun rencana operasi pasar itu tidak ada," bebernya.
Tak cukup dengan itu, Kak Jess juga geram atas informasi susulan yang dibuat dan disebarkan oleh Singky terkait batalnya operasi pasar tersebut karena minyak goreng tersebut habis
"Kemudian timbul berita susulan yang dibuat oleh Singky bahwa operasi dibatalkan barang sudah habis karena permintaan over. Itu semua bohong gak ada. Karena itu ditindaklanjuti dengan pelaporan ke polisi," cetusnya.
Saat jalani pemeriksaan,polisi juga memanggil terlapor, SS.
"Polisi Kemudian meminta informasi keterangan terhadap pihak terlapor. Kami dipertemukan. Ini suatu hal yang baik. Saya juga tidak kenal," imbuhnya.
Baca juga: Minyak Goreng Langka, KKP Ajak Masyarakat Sajikan Ikan Tanpa Digoreng
Dalam pertemuan itu, Singky mengatakan kalau dia mendapatkan informasi operasi pasar dari pengurus NasDem. Namun, hal itu masih dalam pembicaraan internal partai.
"Memang ada yang menawarkan ke saya, tetapi lima liter. Kalau operasi pasar seharusnya satu liter," jelasnya.
Pada saat itu, Jess memang membeli minyak lima liter tersebut dalam jumlah banyak, tetapi tidak untuk operasi pasar melainkan Baksos.
“Kalau Baksos, iya, enggak perlu disampaikan. Dia (Singky) enggak tahu mekanisme, bukan pengurus partai juga tiba-tiba menyimpulkan mau operasi pasar,” lanjutnya.
Jess khawatir berita bohong itu membuat kepercayaan masyarakat terhadap NasDem menurun.
"Akibat perbuatannya kepercayaan masyarakat kepada NasDem bisa runtuh. Katanya enggak punya motivasi apa-apa, beliau mengambil kesimpulan mengambil 100 kardus. Nah, kan gila itu,” ucap dia.
Kasus tersebut akhirnya berhasil dimediasi oleh polisi.
Seraya SS diminta membuat surat pernyataan terkait pesan berantai operasi pasar minyak goreng di DPW Partai NasDem Jatim itu.
Berita ini telah tayang di Surya Malang berjudul:
Akui Sebar Berita Bohong Operasi Pasar Minyak Goreng, Pria Surabaya Ini Minta Maaf, Begini Faktanya