News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi Dilempar Batu di Purwakarta, Begini Kronologinya

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diserang Orang Tak Dikenal, Dedi Mulyadi Nyaris Terkena Lemparan Batu Saat Bersepeda

TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA- Anggota DPR RI Dedi Mulyadi tiba-tiba diserang orang tak dikenal dan nyaris terkena lemparan batu saat berolahraga pagi berkeliling.

Kejadian tersebut di Purwakarta, Jawa Barat saat Kang Dedi Mulyadi berolahraga pagi.

Setibanya di Jalan Taman Pahlawan, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, ia melihat seorang pria paruh baya yang mengamuk.

Pria tersebut terlihat melemparkan batu pada bangunan hingga kendaraan yang melintas. Kondisi tersebut sungguh mengkhawatirkan karena dapat melukai orang lain.

Baca juga: Dedi Mulyadi Usulkan Pembentukan Pansus Terkait Minyak Goreng

Dari seberang jalan Dedi pun berteriak menyapa pria tersebut. Tiba-tiba pria yang mengenakan kaus putih itu mengambil batu cukup besar dan berbalik melemparkannya ke arah Dedi. Beruntung batu tersebut tak sampai mengenai tubuh Dedi Mulyadi.

Melihat kondisi yang tidak kondusif, Dedi langsung menelepon Satpol PP Purwakarta membantu mengamankan pria tersebut. Tak lama pria itu pun bisa ditenangkan.

Sepintas pria itu tampak normal menjawab setiap pertanyaan. Namun lama-kelamaan jawaban yang dilontarkan semakin tidak nyambung. Akhirnya Dedi memutuskan untuk membawanya ke Pesantren Cireok tempat yang biasa menyembuhkan orang seperti pria tersebut.

“Sekarang bapak saya bawa ke Cireok ya buat dirawat,” ujar Dedi.

“Tapi tanggung jawab ya. Tapi biarin saya jangan dipegang begini,” timpal pria tersebut sambil melepaskan pegangan tangan Dedi.

Pria tersebut pun akhirnya dibawa menggunakan mobil Satpol PP menuju Pesantren Cireok.

Baca juga: Mendag Lutfi Dua Kali Mangkir Dipanggil DPR, Dedi Mulyadi Usul Pembentukan Pansus Minyak Goreng

Sesampainya di rumah, Dedi bertemu dengan kerabat dari pria yang baru diselamatkannya untuk dibawa berobat ke pesantren. Salah satu kerabat tersebut bernama Manaf.

Manaf bercerita pria tersebut bernama Bukhori. Selama ini ia dititipkan oleh kedua orang tua Bukhori yang bertransmigrasi ke Sumatera.

“Anak ini kemudian pesantren di Citeko, terus ke Pasawahan Kidul dengan Ustaz Iyas. Kalau bapaknya Bukhori dulunya ustaz juga terus transmigrasi ke Sumatera. Bukhori dititipkan ke saya untuk pesantren,” ujar Manaf.

Menurutnya lepas dari pesantren Bukhori sempat memiliki kehidupan normal bahkan memiliki usaha. Salah satu kemampuannya adalah membuat kaligrafi dan sering mengikuti lomba di mana-mana.

Saat ditanya mengapa bisa mengamuk seperti saat ditemukan, Manaf menjelaskan itu terjadi pasca Bukhori kerap ikut rombongan pencari harta karun, uang UB, samurai Jepang hingga batu merah delima.

Baca juga: Kuasa Hukum Ungkap Kondisi Kesehatan Edy Mulyadi Selama Ditahan di Rutan Bareskrim

“Dulu dia (Bukhori) dianggap guru spiritualnya rombongan. Satu waktu dia disuruh puasa, ziarah dan segala macam sampai dipercaya sebagai mediator dengan alam gaib,” beber Manaf.

Ia menduga Bukhori tidak bisa menguasai diri sendiri karena ilmu-ilmu yang dipelajarinya. Sehingga sejak saat itu ia depresi dan kerap mengamuk.

Pihak keluarga sempat membawa Bukhori ke Sumatera untuk diobati. Namun tak diduga ia kembali dan ditemukan oleh Dedi sedang mengamuk.

“Saya terima kasih sekali kalau Kang Dedi mau mengobati. Karena dari awal dia orang baik, bisa ngaji, hanya kebawa-bawa yang gitu tadi (pemburu harta karun gaib). Mudah-mudahan sembuh, gak apa-apa perlu waktu juga,” ujar Manaf.

Tak lama Dedi pun beranjak untuk menjenguk Bukhori di Pesantren Cireok. Sebelum ke lokasi Dedi mampir ke toko untuk membeli baju koko, sarung, sajadah, kopiah, kaus, beras dan telur untuk keperluan Bukhori selama di pesantren.

Sesampainya di pesantren, Dedi melihat Bukhori sudah tampak tenang dan bersih dari sebelumnya. Ia pun mulai bisa bercerita meskipun sedikit lupa.

Bukhori mengakui dulu ia diberi tugas oleh seseorang untuk menghubungkan para pencari harta karun dengan alam gaib. Caraya dengan melakukan sejumlah amalan hingga ziarah ke berbagai makam.

“Itu mah resep (suka) aja (cari harta karun). Tapi gak pernah ketemu (harta karun),” kata Bukhori.

Menurut Bukhori, ia tak tahu mengapa bisa sering mengamuk.

“Saya kalau ngamuk seperti ada yang nyetel. Saya juga gak tahu, seperti ada yang membawa. Itu juga gak tahu kaya yang oleng, lupa, tidak bisa ditanyakan,” katanya.

Baca juga: Belasan Anggota Geng Motor di Sukabumi Jabar Diamankan Polisi Karena Diduga Akan Berbuat Onar

Kini Bukhori akan dirawat hingga sembuh di Pesantren Cireok. Dedi pun akan membawakan sejumlah bahan seperti cat, kuas dan kanvas untuk menyalurkan kemampuan Bukhori membuat kaligrafi.

“Nah selama di sini bikin kaligrafi. Jangan sampai ngamuk lagi ngelempari angkot, nanti malah digebukin. Cepat sembuh, nanti kaligrafi ditempel-tempel di pesantren,” ujar Dedi.

Bagi Dedi setiap permasalahan harus diselesaikan saat itu juga dan jangan dibiarkan. “Hal-hal sederhana bisa berakibat fatal kalau tidak ditangani seperti orang yang mengalami depresi tadi. Kalau dibiarkan akan sangat berbahaya,” kata Kang Dedi Mulyadi.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Diserang Orang Tak Dikenal, Dedi Mulyadi Nyaris Terkena Lemparan Batu Saat Bersepeda

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini