TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Fraksi PAN, Guspardi Gaus, menanggapi soal perusahaan asal Jepang, Softbank, yang dikabarkan tertarik berinvestasi di Sumatera Barat usai mundur dari proyek strategis nasional IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
Menurut Guspardi, tertariknya SoftBank berinvestasi di Sumbar merupakan angin segar dan harus diapresiasi untuk berbagai sektor potensial yang siap dikerjasamakan dengan SoftBank yang akan menanamkan modal di Sumatera Barat.
Ketertarikan perusahaan sekelas SoftBank ini harus segera ditindak lanjuti dengan cepat dan serius.
"Pemerintah daerah dan seluruh stakeholder terkait harus segera menangkap peluang dan berkomitmen mewujudkan investasi di Sumatera Barat dalam berbagai sektor," ujar Guspardi kepada wartawan, Rabu (23/3/2022).
Baca juga: Kepala Otorita Tak Khawatir SoftBank Mundur dari Proyek Pendanaan IKN Nusantara
Baca juga: KPU dan Komisioner Baru Satu Suara Tak Terpengaruh Wacana Penundaan Pemilu 2024
Apalagi, Gudpardi mendengar informasi dari founder SoftBank Masayoshi Son ysng menyatakan dalam waktu dekat akan ada rencana pengalihan pendanaan proyek pembangunan IKN yang dialihkan ke pendanaan pembangunan tingkat Provinsi di Indonesia.
Menurutnya, Sumbar yang terdiri dari 19 Kabupaten dan Kota merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki keragaman potensi yang sangat kaya.
"Bentangan alamnya mulai dari dataran rendah dan tinggi berupa lautan perbukitan serta keindahan alam menjadi modal potensial untuk investor menanamkan investasi di sektor pariwisata seperti kawasan mandeh yang dapat dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) Pariwisata," kata dia.
"Begitu juga kawasan Danau Maninjau dan Singkarak, Puncak Lawang, Ngarai Sianok, kawasan Harau, Geopark Silokek dan masih banyak yang lainya. Belum lagi potensi pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, EBT (Geothermal), PLMTH, agroindustri dan budaya yang tersebar di Kabupten dan Kota di Sumatera Barat," papar Anggota Komisi II DPR RI itu.
Baca juga: Didesak Serius Usut Dugaan Korupsi Formula E hingga Ada Aksi Teatrikal Tuyul Keliaran di KPK
Baca juga: Ketua DPRD DKI Sudah Diperiksa 2 Kali Soal Dugaan Korupsi Formula E, Gubernur Anies Kapan ?
Legislator daerah pemilihan (dapil) Sumatera Barat 2 itu pun meyakini banyak sektor yang sangat potensial yang bisa dimatangkan kerja samanya dengan investor yang berminat menanamkan investasinya di Sumatera Barat.
"Tetapi ingat investor itu selalu mempunyai tingkat perhitungan yang jelimet tentang Return On Investment (ROI) dan soal keamanan dalam berinvestasi. Hal ini harus menjadi perhatian serius bagi Pemda, kalau perlu berikan intensif dan berbagai kemudahan dalam menarik investor ke Sumbar," harap Guspardi.
Oleh karena itu, dirinya meminta kepada Gubernur Sumbar segera adakan rapat koordinasi dengan seluruh Bupati dan Walikota dan OPD terkait untuk membahas dan membicarakan dengan seksama tentang berbagai sektor unggulan dari berbagai daerah yang segera bisa di eksekusi untuk diajukan kepada calon investor.
"Kemudian DPRD Kabupaten/Kota dan Provinsi juga harus siap sedia dengan mensupport dan membuat berbagai regulasi dan aturan untuk menyambut investor yang akan datang ke Sumbar," kata dia.
"Intinya bagaimana investor merasa aman dan nyaman menanamkan investasinya. Antisipasi dan hindari berbagai peraturan yang dibuat oleh DPRD yang akan menyulitkan investor yg akan menanamkan investasinya di daerah Sumbar," kata dia.
Baca juga: KPK Sudah Turun Tangan, Bambang Susantono Harap Perencanaan dan Pembangunan IKN Terbebas dari KKN
Dirinya yakin seluruh anggota DPR RI dan anggota DPD RI asal daerah pemilihan Sumbar sangat mensupport dan siap menfasilitasi Pemda Sumatera Barat berkomunikasi dengan berbagai Kementrian.
"Kita harus bahu membahu dan 'seayun selangkah' dalam rangka mewujudkan investasi SoftBank dan Investor lainnya ke Provinsi Sumatera Barat," pungkas Guspardi.
Sebelumnya, Representative Director & Chairman SoftBank Corp Ken Miyauchi mengatakan alasan utama pihaknya mundur dari pendanaan proyek IKN Nusantara di Kalimantan Timur karena pertimbangan return of investment (ROI) atau tingkat pengembalian investasi.
Hal itu disampaikan Ken menyusul adanya anggapan pembatalan investasi karena adanya kepentingan politik.
"Return of investment adalah alasan utama kami mundur dari proyek yang dimaksud. Dari segi waktu dan besar return investment itu sendiri," ujar Ken melalui keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).
Baca juga: Jokowi Undang Investor Ikut Bangun IKN
Meski tak jadi mendanai proyek IKN, SoftBank tetap mendukung pengembangan perusahaan rintisan mereka di Indonesia.
Adapun pendanaan yang sebelumnya direncanakan untuk proyek pembangunan IKN akan dialihkan ke proyek investasi lainnya di Indonesia.
"Informasi dari founder kami Masayoshi Son, dalam waktu dekat akan ada rencana pengalihan pendanaan proyek pembangunan IKN yang dialihkan ke pendanaan pembangunan tingkat provinsi di Indonesia. Salah satu provinsi yang menjadi target SoftBank berinvestasi adalah Provinsi Sumatera Barat," jelas dia.
Sebagai informasi, SoftBank adalah investor utama di Indonesia. Sahamnya tersebar di berbagai startup, seperti GoTo dan Grab yang berbasis di Singapura.
Baca juga: KPK Temukan Indikasi Klaim Lahan Proyek IKN Nusantara
Perusahaan modal ventura asal Jepang itu pada akhirnya mundur dari pendanaan proyek IKN di Kalimantan Timur.
Akibatnya, investasi senilai 100 miliar dolar AS gagal didapat RI.
Mundurnya SoftBank terjadi ketika Presiden RI Joko Widodo sudah menunjuk CEO SoftBank Masayoshi Son sebagai anggota dewan komite pengarah proyek IKN.
Son ditunjuk bersamaan dengan putra mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony