Laporan Wartawan Banjarmasin Post Idda Royani
TRIBUNNEWS.COM, TANAHLAUT - Publik di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan provinsi tetangga telah sangat familiar dengan Pantai Takisung.
Maklum, pantai berjarak 22 kilometer dari Kota Pelaihari--ibu kota Tala-ini memang termasuk objek wisata ternama di Banua ini.
Banyak orang yang cukup sering bertandang ke Pantai Takisung, termasuk tentunya menjelajahi pesisir dan seluruh penjuru kawasan pantai setempat.
Meski begitu, hanya sedikit orang yang mencermati keberadaan benda kuno yang ada di Pantai Takisung.
Wujudnya mirip roda setum atau alat berat yang berfungsi menggilas atau meratakan/memadatkan material.
Letaknya berada di bawah kaki pesanggrahan (bangunan/tempat inap) di kawasan sisi utara Pantai Takisung.
Baca juga: Wanita PSK Online Berusia 16 Tahun di Pelaihari Diamankan, Bayaran Minimal Rp 300 Ribu Sekali Kencan
Hanya sekitar 30 meter jaraknya dari pintu masuk sisi utara, namun pintu masuk ini sekarang tak difungsikan.
Pantauan banjarmasinpost.co.id, Minggu (3/4/2022), benda mirip setum itu terselubungi gulma atau rumput liar merambat.
Posisinya agak miring dan sebagian badan benda itu terbenam ke tanah.
Sebagian pengunjung yang menjelajah sekitar tempat tersebut umumnya tak ada yang memperhatikan keberadaan benda berbahan besi tersebut.
Tak jauh dari benda itu, ada kursi santai di bawah pohon besar yang rindang. Juga ada arena playground yang cukup menarik sehingga tempat itu juga banyak dikunjungi wisatawan.
"Oiya ya ada benda tua itu ya. Gak pernah memperhatikan selama ini, padahal sering main ke Pantai Takisung.
Kayak setum gitu ya," ucap Rian, warga Pelaihari saat berada di Pantai Takisung.
Benda kuno yang mirip roda setum yang teronggok ini hingga kini masih misterius asal muasalnya.
Barang yang terbuat dari besi tulen tersebut berwarna kecokelatan.
Pada bagian bawah pada salah satu sisinya tampak mulai terpapar korosis akibat seringnya terkena hunjaman air hujan maupun terbakar teriknya sengatan matahari, Maklum benda itu berada di area terbuka.
Ada beberapa tulisan pada benda itu yakni Barford & Perkins Peterborough Oil 1763.
"Hingga sekarang belum ditemukan catatan tentang fungsi dan apa manfaat alat tersebut, termasuk asal muasalnya," ucap Ismail Fahmi, pemerhati sejarah Tala, Minggu (3/4/2022).
Jika merunut catatan sejarah, sebutnya, pada abad ke-17 Desa Tabanio yang juga berada di wilayah Kecamatan Takisung merupakan daerah terdekat dengan Desa Takisung Ini merupakan sebuah kampung di sekitar sungai Tabanio di pantai selatan Kalimantan.
"Pada zaman dulu, kampung tersebut merupakan kawasan strategis dengan potensi ekonomi yang tinggi karena hasil lada, perikanan, dan tambang emas di daerah Pelaihari," papar Fahmi. (banjarmasinpost.co.id/roy)