Laporan wartawan Tribunjabar.id, Ferri Amiril
TRIBUNNEWS.COM,CIANJUR - Ujang Elan Kusmana (42), pembuat pesawat ultralight berbobot 110 kilogram asal Cianjur mengaku belum pernah naik pesawat terbang.
Ia pernah mengemudikan pesawat minitrake rakitannya kedua namun terjatuh atau crash di Cidaun.
"Seumur hidup saya naik pesawat itu baru saat saat itu, naik pesawat buatan sendiri meski crash atau terjatuh," ujar Ujang ditemui di bengkel Jalan Tungturunan, Desa Hegarmanah, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Kamis (7/4/2022).
Ujang mengatakan, ada berkah ketika ia terjatuh atau crash setelah berhasil take off beberapa menit.
Ia diajak oleh Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Sulaeman belajar bagaimana menjadi seorang pilot.
Baca juga: 5 Fakta Baru Kecelakaan China Eastern, Temuan Kotak Hitam hingga Kondisi Pilot Sehat & Berpengalaman
"Saya diajak ke Sulaeman, nah saat itu juga seumur hidup saya melihat pesawat dari dekat itu di Sulaeman, saya naik pesawat beneran juga di sana, sekaligus jadi co pilot," kata Ujang.
Ujang mengatakan, semua pengalaman berharga itu memacu dirinya untuk kembali merakit pesawat ketiga.
Alhasil pesawat ketiganya selesai dibuat dalam waktu tiga bulan.
Seorang tukang tambal ban dan pemilik bengkel di perempatan Kampung Tungturunan, Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur membuat sebuah pesawat ultralight berbobot 110 kilogram.
Pesawat bermesin motor RGR 150 CC berjumlah dua ini menunggu izin tes terbang dari Federasi Aero Sport Sulaeman Bandung.
Ujang Elan Kusmana (42), mengatakan bahwa pesawat yang ia rakit tersebut merupakan pesawat ketiga.
Pesawat pertama yang ia rakit jenis helikopter bermesin mobil Suzuki T100 namun pesawat pertama tersebut gagal terbang.
Pesawat kedua yang ia rakit bermesin satu jenis sama dari motor RGR, sempat terbang beberapa detik kemudian crash.
Bapak yang pendidikannya kandas di kelas 2 SMP asal Padaherang, Kabupaten Pangandaran ini menceritakan jika rasa penasaran lah yang membuatnya nekat merakit pesawat sampai tiga buah dari mesin mobil dan motor.
Baca juga: Mudik dengan Pesawat Wajib Isi e-HAC
"Saya bikin mainan darat seperti motor trail dan ATV sudah, sekarang ingin membuat mainan udara," ujar Ujang.
Ujang mengatakan, setelah pesawat keduanya sukses take off, ia menyempurnakan lagi beberapa ornamen di pesawat ketiganya ini.
"Baling-baling dari kayu Pinus, penutup sayap bahan parasut, rangkanya dari alumunium," ujar Ujang.
Ujang mengatakan, ia membeli sebuah buku berbahasa Inggris terbitan Amerika berjudul Aircraft Design untuk membuat beberapa elemen terutama sayap.
"Panjang bentangan sayap delapan meter, kalau dari ujung depan ke belakang sayap lima meter," kata Ujang.
Ujang mengatakan, pengalaman hidup membuatnya penasaran untuk ujicoba pesawat ketiga ini.
"Kalau FASI tak kesini saya mau ujicoba sendiri, semoga pesawat ini bisa terbang," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Tukang Tambal Ban Pembuat Pesawat Ultralight Ternyata Tak Pernah Naik Pesawat Seumur Hidupnya