News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Seorang Nenek di Jawa Timur Jadi PSK, Pasang Tarif Rp 30 Ribu Agar dapat Pelanggan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PSK

TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Kondisi ekonomi memaksa N (64), warga Probolinggo, Jawa Timur, menjadi PSK (pekerja seks komersil).

Dia terpaksa menjalani profesi itu hanya sekadar menyambung hidup.

Dari sekali memuaskan nafsu para hidung belang, janda yang telah lama diceraikan suaminya ini mendapatkan uang Rp 30 ribu.

Kasus N terungkap setelah petugas gabungan melakukan razia.

Dia  termasuk satu diantara beberapa PSK yang diamankan petugas.

Petugas dibikin geleng-geleng kepala setelah mengamankan belasan PSK di beberapa titik lokasi.

Baca juga: 5 Fakta Sopir Travel di Semarang Curi Mobil PSK yang Dikencaninya, Tarif Kencan Rp 5 Juta

Untuk umur kepala enam tentu PSK itu sudah dikatakan tidak muda lagi.

Seorang nenek namun masih 'bersaing' dengan PSK yang masih muda-muda berusia 20 tahunan.

Lantas bagaimana bisa dia nekat menjalankan pekerjaan yang tentu saja tidak baik itu.

Petugas yang melakukan pemeriksaan kemudian mendapatkan jawaban yang tentu saja miris.

Karena usianya yang sudah tidak muda lagi, maka tarif yang dipatok juga menyesuaikan.

Kepada petugas, ia kemudian memberikan pengakuan mengejutkan itu.

Kronologi Penggerebekan

Awalnya Satpol PP Kota Probolinggo, Jawa Timur, melakukan operasi penyakit masyarakat (pekat) di beberapa lokasi saat bulan Ramadan.

Nah, dalam kegiatan itu Satpol PP Kota Probolinggo mengamankan sejumlah PSK dan pemuda yang tengah asyik pesta miras.

Mirisnya, dari sembilan PSK yang diamankan, ada yang berusia 64 tahun.

Dia adalah N.

N mengaku baru 1,5 bulan menjadi PSK.

Ia terpaksa terjun di dunia itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Saat petugas menggelar operasi pekat, para PSK masih berjajar di dekat rel kereta api menunggu pria hidung belang datang.

"Saya memasang tarif Rp 30 ribu. Saya melakukan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," ucap dia.

Kepala Satpol PP Kota Probolinggo, Aman Suryaman, mengatakan, pihaknya menyasar enam lokasi dalam operasi pekat kali ini.

Keenam lokasi itu diantaranya, sekitaran rel kereta api kelurahan Mangunharjo dan rel kereta api kelurahan Kebonsari Wetan, pintu air Kelurahan Wiroborang, dan Stadion Bayuangga.

Petugas Satpol PP Kota Probolinggo mengamankan sembilan PSK yang sedang mangkal dan enam pemuda pesta miras.

"Razia yang kami gelar tujuannya agar di bulan ramadhan ini, Kota Probolinggo tertib penyakit masyarakat," katanya dikonfirmasi, Senin (11/4/2022).

"Rupanya masih saja ditemui praktik prostitusi di bulan Ramadan," sambung dia.

Seusai diamankan, belasan pelanggar itu dibawa ke kantor Satpol PP setempat untuk dilakukan pendataan dan pembinaan.

Disamping itu, bagi pemuda yang berpesta miras, orang tuanya diminta untuk menjemput sekaligus membawa kartu keluarga (KK).

"Kegiatan ini akan terus kami lakukan selama bulan suci Ramadan. Ini dilakukan sebagai upaya penegakan Perda No 6 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum Ketentraman dan Perlindungan Masyarakat," ucapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bikin Sedih, Usia Sudah 64 Tahun Tapi Masih Jajakan Diri, Tarif Menyesuaikan, Segini Sekali Kencan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini