News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Seorang Petani di Dairi Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Gubuk

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Jenazah. Seorang petani tewas tersambar petir di ladang miliknya, Desa Bangun I, Kecamatan Parbuluan I, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Senin (19/4/2022).

TRIBUNNEWS.COM, DAIRI - Seorang petani tewas tersambar petir di ladang miliknya, Desa Bangun I, Kecamatan Parbuluan I, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Senin (19/4/2022).

Korban bernama Poitan Purba (42), warga Desa Bangun I, Kecamatan Parbuluan I, Kabupaten Dairi.

Kapolsek Parbuluan, Iptu Agus Santoso mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi kejadian dari Kepala Desa Parbuluan I.

"Kami menerima informasi dari Kepala Desa Parbuluan I dan benar ada kejadian tersebut," katanya.

Diceritakannya, kejadian bermula saat korban hendak pergi ke ladang miliknya.

"Korban sempat berpamitan dengan istrinya untuk pergi berladang setelah makan siang di rumahnya," ujarnya.

Setibanya di ladang, kondisi cuaca saat itu sedang turun hujan lebat disertai kilatan petir.

Baca juga: Warga Cirebon Meninggal Dunia Saat Berkendara di Tengah Hujan Deras, Diduga Tersambar Petir

Korban pun memutuskan untuk beristirahat di dalam gubuk miliknya yang tak jauh dari ladang.

Akan tetapi, tiba-tiba petir menyambar gubuk korban dan mengenai dirinya hingga meninggal dunia.

"Di waktu beristirahat di dalam pondok datang petir dan menyambar pondok dan korban Poitan Purba yang mengakibatkan meninggal dunia," ujarnya.

Baca juga: Berkendara saat Hujan Deras, Pemotor di Cirebon Tiba-tiba Tewas, Diduga Tersambar Petir

Atas kejadian itu, jenazah langsung dibawa dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Seorang Petani di Dairi Tewas Disambar Petir saat Berteduh di Gubuk

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini