TRIBUNNEWS.COM, BIMA - Peternak di Bima mengaku terancam merugi miliaran rupiah akibat sulitnya pengiriman sapi ke wilayah Jabodetabek.
Seorang peternak dan pengusaha, Dedi Sadikin mengungkap, saat ini mereka sedang terancam merugi.
Bagaimana tidak, setelah sekian lama sudah menyiapkan ternak untuk dikirim ke Jakarta, akses jalan darat yang akan dilewati dari Bima, ditutup.
Baca juga: Antisipasi PMK, Polisi Ikut Awasi Pasar Hewan di Lombok Tengah
"Ini yang menjadi kendala kita. Jika jalur darat ditutup, makanya banyak sapi yang terancam gagal dikirim," ungkap pria yang juga Sekretaris DPC Persatuan Pedagang Hewan Nasional Indonesia (Pepehani) Kota Bima ini.
Diakui Dedi, pengiriman sapi sudah dilakukan satu kali melalui tol laut sebanyak 500 ekor laut.
Tetapi kuotanya sangat terbatas, dibanding jumlah ternak yang akan dikirim oleh pengusaha ternak Bima.
"Kapasitas tol laut hanya lima ratusan ekor. Sedangkan jatah Kabupaten Bima untuk pengiriman sapi sebanyak 12 ribu ekor," jelas direktur CV Karya Tiga Putri ini.
Dalam satu kali keberangkatan tol laut jelas Dedi, masing-masing pengusaha ternak hanya memiliki jatah kirim 27 ekor saja.
Sedangkan sapi yang disiapkan ratusan ekor.
"Seperti kita, ada 800 ekor yang disiapkan untuk dikirim," terangnya.
Baca juga: PMK Dicurigai Masuk ke Lombok, Pemasaran Ternak ke Kota Mataram Dihentikan Sementara
Ia berharap, penyakit mulut dan kuku yang mewabah ini cepat berlalu, sehingga akses keluar masuk ternak dibuka kembali.
"Jika tidak, kita bersama peternak mitra bisa merugi ratusan juta hingga miliaran," pungkasnya.
(TribunLombok.com, Atina)