Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Mantan Eks Camat Negara Islam Indonesia (NII) mengatakan, saat menjalanlan kegiatan NII banyak kebohongan dan anggotanya dijadikan sapi perah.
Dede Seryana (44), setelah mendeklarasikan diri kembali ke NKRI, di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (30/5/2022) mengatakan, biasanya yang direkrut untuk masuk NII dijanjikan dengan Surga.
"Jadi dijanjikan Surga, katanya Islam yang benar, utamanya harapan-harapan, terutama itu dilakukan kepada kaum muda yang masih labil," kata Dede.
Dede saat di NII menjadi salah satu orang yang mempunyai tugas untuk merekrut anggota baru.
"Targetnya, semua kalangan, tidak hanya masyarakat yang ekonomi rendah, yang punya jabatan juga, sekelas profesor juga ada.
Baca juga: PKS Nyatakan Welcome Gabung KIB Asal Jangan Dikunci, Zulkifli Hasan: Gabung Saja Dulu
Jadi enggak hanya kalangan bawah, itu yang professor sekarang masih aktif (di NII)," kata Dede.
Pertemuan atau kumpulan NII dilakukan underground dan secara sembunyi-sembunyi.
"Jadi bisa di mana aja, bisa sambil rekreasi, bisa di masjid. Kalau masjid, seperti di Masjid Agung, kan, kalau udah salat pada istirahat, jadi itu target," ujar dia.
Kalau tempat khusus, kata Dede, ada juga, biasanya mengontrak tempat.
"Tapi satu sama lain tidak boleh tahu, termasuk saya dulu di camat, yang tahu hanya kantor Bupati saja, ke sananya tidak tahu dan di bawah saya enggak tahu kantor Bupati," tuturnya.
Ia memilih kembali ke NKRI karena sejak masuk dari tahun 1995, merasa banyak kebohongan di NII.
"Setelah saya lama di NII, ternyata banyak kebohongan dan saya diperlakukan seperti binatang, saya jadi sapi perah. Harus samina waatona apa pun yang diperintah sama pimpinan, harus dituruti," ujar Dede.
Dede mengaku, walaupun ia tidak tahu maksud dan tujuannya apa, misalnya dari sektor keuangan.
"Saya enggak tahu larinya ke mana, yang jelas saya harus setor setiap bulan," ucap dia.
Dede mengaku, pihaknya bersama teman-temannya yang sudah kembali ke NKRI, akan kembali mengajak yang masih ada di NII, untuk kembali ke NKRI.
"Itu melalui pendekatan-pendakatan, jadi tidak frontal "Yuk, Keluar dari NII," bahwa itu adalah salah. Tentunya,seperti dulu waktu mau merekrut, melalui pendekatan dan argumen-argumen," katanya.
Dede mengatakan, harapannya kepada teman-temannya yang masih aktif di NII, mudah mudahan segera di beri taufik kemudian diberi jalan yang benar.
"Kepada masyarakat, jangan mudah terpengaruh atau jangan mudah kena iming-iming, atau terprovokasi, lebih baik dikoordinasikan kalau ada apa-apa seperti tadi kata MUI, baiknya dikomunikasikan," ujar dia.
Dede mengatakan, setelah keluar dari NII dan kembali ke NKRI pertama minta perlindungan dari pihak pemerintah, pihak kepolisian dan TNI.
Sebab ia khawatir adanya intervensi atau intimidasi dari yang masih aktif di NII.
"Yang kedua mohon dari pihak pemerintah, untuk memperhatikan teman-teman yang sekarang sudah kembali kepada NKRI karena teman-teman belum ada kerjaan, kalau saya sudah ada," kata dia.
Kebanyakan, menurut Dede, yang sudah kembali ke NKRI tak punya kerja, ekonominya rendah karena sudah habis saat berada di NII.
"Bahkan saya juga sudah habis rumah, untuk itu karena setiap bulan setor harus terus meningkat," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pengakuan Eks Camat NII di Bandung, Harus Setor Tiap Bulan Sampai Jual Rumah, Ada Profesor Gabung