TRIBUNNEWS.COM - Kasus seorang karayawan gelapkan uang milik perusahaan untuk bermain trading terjadi di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Modus pelaku untuk melancarkan penggelapan uang dengan pura-pura dirampok.
Akibat kasus penggelapan ini, perusahaan tempat kerja pelaku merugi hingga puluhan juta rupiah.
Pelakunya diketahui bernama Andi Baso Balanipa (32).
Andi Baso mengaku dirampok di Dusun Tetetallu, Desa Tarengge Timur, Kecamatan Wotu sekira pukul 16.40 Wita, Kamis (16/6/2022).
Andi Baso mengaku dirampok sampai kehilangan uang Rp 55.932.000 sekira pukul 16.40 Wita, Kamis (16/6/2022).
Baca juga: 4 Tahun Kerja Jadi Kasir, Emak-emak Gelapkan Uang Perusahaan Rp 600 Juta Demi Beli MobilĀ
Uang tersebut adalah uang Indomarco, hasil tagihan Andi Baso ke toko-toko di Kecamatan Wotu, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Faktanya sebenarnya, Andi Baso tidak dirampok.
Andi Baso berbohong dan membuat laporan palsu kepada polisi, bahwa telah dirampok.
Uang kantor Rp 55 juta lebih itu ternyata dipakai trading Forex.
"Saya tidak dirampok, uang itu sudah lost (hilang) semua main trading Forex," kata Andi Baso di Polsek Wotu, Sabtu (18/6/2022) dinihari.
Andi Baso mengaku sudah bermain Forex sejak ditugaskan Indomarco di Kolaka, Sulawesi Tenggara, tujuh tahun lalu.
Bukannya untung, Andi Baso lebih banyak kehilangan dana saat bermain Forex.
Ia kembali bermain trading Forex di Juni 2022 karena tergoda dengan iklan yang menjanjikan kemenangan di Forex.
Dari uang Rp 55 juta lebih yang dilaporkan hilang itu, Andi Baso pada Rabu (15/6/2022) top up dana Rp 30 juta di akun Forexnya.
Namun bukannya untung, Andi Baso kehilangan dana Rp 30 juta yang sudah di top up.
Baca juga: Ibu Muda di Garut Gelapkan Uang Arisan Rp 494 Juta, Pelaku Juga Tipu Gurunya
Karena berusaha mengembalikan uang kantornya Rp 30 juta itu, Andi Baso kembali bermain Forex dan men top up dana Rp 25 juta lebih.
Bukannya menang, Andi Baso kembali lost dana di Forex hingga totalnya mencapai Rp 55 juta lebih.
"Harapannya saya top up, supaya bisa menutupi selisih kemarin (Rp 30 juta), dan bisa kembalikan dana semuanya,
"Tapi sampai sore malah tambah banyak minusnya, akhirnya itu mi jalan yang kuambil (bikin laporan palsu mengaku dirampok)," kata Andi Baso.
Andi Baso mengaku ide sengaja dirampok karena sudah 'dongkol' untuk mengembalikan uang kantornya.
"Ini jalan terakhir ku, tidak bisa mi ka carikan ganti," kata Andi Baso.
Pelaku juga mengaku bahwa total uang kantor yang dihilangkan Rp 60 juta lebih, Rp 55 juta dipakai trading.
Sedangkan Rp 10 juta ditaruh ditas dan disimpan tidak jauh dari lokasi pelaku mengaku dirampok.
Hanya saja, tas itu sudah tidak ditemukan beserta dengan uang Rp 10 juta tersebut.
Baca juga: Karyawan di Sampang Gelapkan Uang Rp72,9 Juta Milik Perusahaan, Habis Dalam 2 Hari untuk Main Judi
Kapolsek Wotu, AKP Syahrir Ivan mengaku, sudah curiga dengan pelaku saat dimintai keterangan.
"Keterangan yang disampaikan pelaku ini janggal,"
"Pelaku juga sampai sengaja melukai lengannya dengan kunci motor agar lebih meyakinkan sudah dirampok," kata AKP Syahrir.
Manajer Indormaco Cabang Parepare dan Palopo, Jefrey sudah membuat laporan terkait dana yang dihilangkan Andi Baso.
"Padahal ini anak sudah tujuh tahun kerja di Indomarco. Bahkan ada rencana untuk diberikan promosi jabatan," kata Jefrey.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Fakta Sebenarnya Pegawai Indomarco di Luwu Timur Ngaku Dirampok Rp 55 Juta, Ternyata?
(Tribun-Timur.com/Ivan Ismar)