VD dan warga sekitar menduga, adanya jejak kaki harimau yang membuat resah.
Bahkan sampai ke pasar tradisional itu ada kaitannya dengan penangkapan binatang mirip anak harimau dua bulan sebelumnya.
"Bisa jadi iduknya harimau itu stres dan fokus mencari anaknya yang hilang.
Baca juga: Kronologi Matinya Harimau Sumatra di Pusat Rehabilitasi di Dharmasraya, Berawal Nafsu Makan Turun
Soalnya ternak-ternak yang ada di perkampungan tak ada yang jadi korban, baik babi atau yang lainnya. Jadi dia mencari anaknya itu,"sebut VD.
Menurut VD, kejdian ini ditenggarai dengan maraknya penebangan kayu di Hutan Humbahas.
Sementara itu, Camat Sijamapolang Toga Simamora dikonfirmasi Tribun Medan menyampaikan bahwa adanya jejak Harimau yang terbaru di Pasar Tradisional di Desa Bonan Dolok masih bias.
Meski begitu, kata Toga dia tetap berkordinasi dengan seluruh kepala Desa.
"Tadi pagi, saya baru mengumpulkan kepala desa. Terkait adanya informasi itu, tentu tetap kita tampung dan kita selidiki terus,"kata Toga.
Ada pun langkah yang diambil Toga saat ini yakni membuat aturan tertulis maupun lisan agar warga waspada.
"Anjuran yang kita berlakukan masih sama seperti yang kemarin. Agar warga tidak pegi ke perladangan sebelum Pukul 09.00 WIB dan diharuskan kembali ke rumah sebelum Pukul 16.00 WIB. Dan jangan bepergian bila tak lebih dari empat orang,"uanjurnya.
Kata Camat, sampai sekarang belum ada warga yang menyaksikan langsung harimau tersebut meski memang telah menemukan jejak-jejak di perladanfan beberapa terakhir.
Pertama sekali jejak kaki itu diketahui wargaoada 24 Juni 2022 lalu di Desa Nagurguron Kecamatan Sijamapolang, Kabupaten Humbahas. (Jun-tribun-medan com).
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Jejak Harimau Terdeteksi di Pasar Tradisional Humbahas, Dicurigai Cari Anaknya yang Ditangkap Warga