Dia menjelaskan, saat kunjungan penghiburan kepada keluarga duka, memang paman korban menunjukkan mimik duka mendalam.
Rohani bilang, Simanjuntak itu pernah juga merasa kan kehilangan anak.
Kenangan soal anaknya kemudian membuatnya sesak, lalu muntah-muntah.
Baca juga: Kapolri Ungkap Ada 2 Laporan Polisi Kasus Tewasnya Brigadir Yosua Hutabarat di Rumah Kadiv Propam
"Jadi waktu memberikan kata-kata penghiburan dia langsung sesak langsung muntah-muntah terus kami larikan ke RS akhirnya dia menghembuskan nafas terakhir," sebut Rohani.
Niatnya untuk memberi penghiburan, tapi pengalaman pribadinya yang dahulu pernah kehilangan anak membuatnya tidak kuasa menahan perih di hatinya.
Dia terharu, kemudian sesak hingga akhinya menghembuskan napas terakhir.
Diberitakan sebelumnya, anggota Polri yang berasal dari Jambi, Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas dalam baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri.
Kematiannya mengandung kejanggalan menurut banyak pihak, yang kemudian menuntut pengungkapan fakta secara transparan dan presisi.
Bahkan DPR berencana memanggil Kapolri atas banyaknya hal yang dirasa perlu dipertanyakan.
Kemudian Presiden Jokowi meminta penegakan hukum yang seadil-adilnya.
Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat, sebelum meninggal dunia, telah merencanakan pernikahan.
"Dia akan menikah, sekitar tujuh bulan lagi," kata Rohani, bibi korban, kepada Tribun seusai pemakaman.
Brigadir Polisi Yosua Hutabarat tewas dengan kondisi mengenaskan.
Versi kepolisian ia melakukan perbuatan tak patut di rumah dinas petinggi Polri.