TRIBUNNEWS.COM - Polda Metro Jaya melibatkan tim Traffic Accident Analysis (TAA) untuk melakukan investigasi kecelakaan maut di Cibubur, Bekasi, jawa Barat pada Senin (18/7/2022).
Dalam rilis terbarunya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan penyebab dari kecelakaan maut ini masih diduga karena rem blong.
Namun dugaan itu perlu didalami lebih jauh dengan melibatkan tim traffic accident analysis (TAA).
"Dugaan sementara penyebab kejadian ini adalah rem blong, tetapi tentunya akan melakukan olah TKP yang mendalam dengan tim TAA agar menemukan penyebab konkret," kata Zulpan, Selasa (19/7/2022) dikutip dari YouTube KompasTv.
Dikutip dari Tribun Jakarta, hari ini Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di di Jalan Alternatif Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi.
Dalam olah TKP yang dilakukan sejak pukul 09.00 hingga pukul 11.00 WIB ini menggunakan metode TAA.
Baca juga: Polisi Sebut Lokasi Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur Tak Laik Dipasangi Lampu Merah
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman mengatakan, penggunaan metode ini dengan mengambil 13 titik pemotretan dalam olah TKP kecelekaan maut Cibubur ini.
Adapun terdapat 13 kali pengambillan gambar dengan menutup sementara arus lalu lintas selama proses pemotretan.
"Mengambil 13 titik pemotretan scanner ini. Diharapkan dari 13 titik ini kita bisa menggambarkan kronologi awal kejadian kecelakaan, pada saat awal sampai akhir terjadinya kecelakaan."
"Ada 13 titik, satu titik membutuhkan waktu dua menit, jadi kami kami hentikan sementara (lalu lintas) untuk mengambil beberapa titik," jelas Latif.
Melaui metode TAA dimungkinkan pihaknya mendapat gambaran titik jatuh atau tubruk kendaraan saat kecelakaan maut Cibubur itu.
"Menggambarkan situasi bagaimana kecelakaan dan kita akan menetukan titik tubruk pertama, karena disini titik tubruknya banyak sekali," jelasnya.
Polisi Sebut Lokasi Kecelakaan Tak Laik Dipasangi Lampu Merah
Kombes Pol Latif Usman menilai lampu merah di simpang Citra Grand Cibubur CBD atau lampu merah Transyogi Cibubur tidak laik dipasang.
Latif mengatakan kontur jalan sebelum simpang Cibubur CBD menurun sepanjang kurang lebih 100 meter dengan kemiringan mencapai 30 derajat.
"Tentunya dengan kemiringan ini pengemudi khususnya kendaraan barang alat berat, nah ini kita akan mengusulkan juga untuk membuat rambu mengurangi kecepatan," kata Latif.
Dengan kondisi itu lah, pihaknya menilai Jalan tersebut tidak laik dipasangi lampu merah.
"Ya kalau dilihat dari kasat mata tidak laik, jadi makanya akan kita evaluasi, karena maksud kami dari pihak kepolisian ada data, penyebabnya apa sehingga menjadi kecelekaan," ungkap Latif.
Lampu Merah di Transyogi Cibubur Dinonaktifkan
Diwartakan Tribunnews, Dinas Perhubungan Kota Bekasi menonaktifkan sementara lampu merah atau traffic light di Jalan Transyogi Cibubur, Bekasi, Jawa Barat.
Traffic light itu disebut tidak pas karena ditempatkan di kontur jalanan yang menurun dan diduga menjadi penyebab banyaknya peristiwa kecelakaan.
Termasuk kecelakaan yang menewaskan 10 orang akibat tabrakan beruntun yang disebabkan truk tangki Pertamina yang diduga mengalami rem blong.
Kabid Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi, Teguh Indrianto mengatakan, untuk sementara, lampu lalu lintas atau traffic light simpang CBD, Jalan Transyogi, Cibubur dinonaktifkan.
"Sementara simpang ditutup dan traffic light dinonaktifkan," kata Teguh, Selasa (19/7/2022).
Hal senada juga dikatakan Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Latif Usman.
Pihaknya akan melakukan olah TKP lanjutan termasuk menutup traffic light di lokasi itu.
"Lampu sudah kita matikan dalam artian menggunakan hazard karena saat pendalaman kami di lapangan, untuk jalan ini tidak boleh ada hambatan. Untuk sementara juga u-turn sudah kami tutup dan kami usulkan tutup permanen tapi akan kami diskusikan terlebih dulu," kata Latif.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Fandi Permana) (TribunJakarta/Yusuf Bacthtiar)