TRIBUNNEWS.COM - Sosok Kopda Muslimin, dalang di balik penembakan istrinya di Semarang, Jawa Tengah, yang kini ditemukan tewas.
Kopda Muslimin nekat menyewa pembunuh bayaran demi menghabisi nyawa istrinya, Rini Wulandari.
Insiden penembakan itu terjadi di depan kediaman Kopda Muslimin di kawasan Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang, pada Senin (18/7/2022).
Namun, belum sempat Kopda Muslimin dijatuhi hukuman, ia ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kendal.
Lantas, siapakah sosok Kopda Muslimin?
Dikutip dari Kompas.com, Kopda Muslimim diketahui bertugas di Batalyon Yon Arhanud 15 Semarang.
Baca juga: Tak Disangka Ternyata Ini Asal Uang Rp 120 Juta yang Diberikan Kopda Muslimin untuk Bayar Eksekutor
Meski berstatus sebagai prajurit TNI, Kopda Muslimin ternyata mengelola sebuah tempat judi togel.
Dikutip dari TribunJateng.com, di tempat judi togel itulah Kopda Muslimin bertemu dengan satu diantara penembak istrinya, yaitu Sugiono alias Babi.
Menurut Sugiono, Kopda Muslimin memiliki kebiasaan mabuk dan nongkrong bersama dirinya.
Kendati sudah memiliki istri, Kopda Muslimin ternyata berselingkuh dengan wanita lain berinisial R.
Menurut Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Donny Sardo Lumbantoruan, Kopda Muslimin dan R sudah menjalin hubungan selama tujuh bulan.
"Kopda Muslimin dengan R sejak tujuh bulan yang lalu sebelum bulan puasa," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (26/7/2022).
"Antara bulan Desember/Januari mereka mulai berhubungan," kata dia.
Kabur hingga Ditemukan Tewas
Kopda Muslimin diketahui meninggalkan satuan tanpa izin usai menunggu sang istri operasi pengangkatan proyektil.
Baca juga: Kopda Muslimin Perintahkan Tembak Kepala Istrinya, Eksekutor Tolak Karena Hal Ini
Sejak saat itu, ia tidak diketahui keberadaannya hingga akhirnya ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kelurahan Trompo, Kecamatan Kendal, Kabupetan Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7/2022).
Sebelum ditemukan tewas, Kopda Muslimin sempat meminta maaf kepada orang tuanya.
"Kopda M pulang untuk meminta maaf ke orangtua. Dan ini disyukuri oleh orang tuanya," terang Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, Kamis, dikutip dari TribunJateng.com.
"Tapi, sekitar pukul 05.30 muntah dan Kopda M meninggal pukul 07.00," imbuhnya.
Diduga, Kopda Muslimin tewas usai menenggak racun.
Namun, penyebab kematiannya secara pasti masih menunggu hasil autopsi.
Ingin Bunuh Istri karena Mengaku Merasa Terkekang
Kepada Sugiono, satu diantara pelaku penembakan Rini Wulandari, Kopda Muslimin mengaku ingin membunuh istrinya karena merasa terkekang.
Hal ini diceritakan Kopda Muslimin saat bertemu dengan Sugiono di kawasan Padasan Simongan, Semarang.
Kopda Muslimin mengaku sudah tidak kuat lagi mendapat tekanan dari Rini.
Baca juga: Kopda Muslimin Belum Ditemukan, Dandim Pastikan Pelaku Akan Dipecat
"Dia (Kopda Muslimin) tidak kuat tekanan dari istrinya yang selalu mengekang."
"Dia meminta agar istrinya dibunuh," ungkap Sugiono, Rabu (27/7/2022), saat memberikan keterangan di Polrestabes Semarang, dilansir TribunJateng.com.
Kendati demikian, Sugiono tak langsung menyetujui permintaan Kopda Muslimin.
Ia menyarankan agar memberi air kecubung kepada Rini untuk memberi pelajaran.
Namun, Kopda Muslimin takut mencampurkan air kecubung ke minuman sang istri.
"Bang Mus (Kopda Muslimin) takut ketahuan istrinya jika mencampurkan kecubung ke minuman. Hari berikutnya juga begitu," ujar Sugiono.
Di sisi lain, Kopda Muslimin juga ingin hidup dengan selingkuhannya, R.
Namun, ajakan kabur Kopda Muslimin ditolak oleh R.
Tipu Mertua untuk Bayar Eksekutor
Uang Rp120 juta yang didapat Kopda Muslimin untuk membayar pelaku penembakan sang istri, ternyata hasil dari meminta kepada mertua.
Baca juga: Prahara Rumah Tangga Kopda M Terungkap, Bukan Demi Selingkuhan, Ini Alasannya Ingin Bunuh Istri Sah
Ia sengaja berbohong kepada mertua, mengatakan uang itu akan digunakan untuk membiayai pengobatan Rini Wulandari.
Selain uang Rp120 juta, Kopda Muslimin juga meminta uang tambahan kepada mertua sebesar Rp90 juta.
"Jadi salah satu pegawai di rumah Kopda Muslimin ini ditelepon untuk meminta uang kepada ibu mertuanya guna biaya rumah sakit," ungkap Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, Rabu (27/7/2022), dikutip dari TribunJateng.com.
Kemudian Kopda Muslimin kembali memerintahkan anak buahnya untuk meminta tambahan Rp90 juta dengan alasan tambahan biaya rumah sakit yang kurang.
Uang Rp90 juta itu, kata Irwan, digunakan Kopda Muslimin untuk kabur.
"Ternyata Rp120 juta itu diberikan kepada para pelaku penembakan, sedangkan Rp90 juta digunakan untuk melarikan diri," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJateng.com/Rahdyan Trijoko Pamungkas/Saiful Ma'sum, Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf)