TRIBUNNEWS.COM - Misteri kasus bocah berumur 4 tahun ditemukan tewas dalam septic tank di Kota Jambi, belum terungkap sepenuhnya.
Belakangan diduga, korban berinisial N alias KY itu jadi korban penculikan dan pembunuhan.
Jasad korban menunjukkan tanda-tanda pelecehan dari hasil autopsi.
Polisi kini tengah mendalami kasus tewasnya N.
Berikut kelengkapan informasinya dihimpun dari TribunJambi.com dan Kompas.com, Jumat (29/7/2022):
Awal kasus
Baca juga: Mayat Bocah Berusia 4 Tahun Ditemukan dalam Septic Tank di Jambi, Kakek : Ada Kekerasan Seksual
Kasus ini bermula saat korban dinyatakan hilang dari rumahnya sejak Sabtu (23/7/2022).
Keluarga sudah berusaha mencari korban, termasuk membagikan informasi ke media sosial.
Akan tetapi usaha tersebut tidak membuahkan hasil.
Hingga akhirnya korban ditemukan tewas dalam septic tank milik warga Kelurahan Rawasari, Kota Jambi pada Senin (25/7/2022) sekira pukul 16,00 WIB.
Jasad korban pertama kali dilihat oleh ayah korban bersama 2 warga lainnya.
Tewasnya korban dalam septic tank dinilai janggal.
Hal ini karena septic tank sudah sekian lama tidak dibuka oleh pemiliknya.
Bahkan, untuk membukanya membutuhkan tenaga orang dewasa.
Keluarga selanjutnya membuat laporan ke polisi untuk mengungkap kematian korban.
Baca juga: Saling Ejek di Medsos Penyebab Tawuran di Tangerang, 1 Orang Tewas Dengan 4 Luka di Punggung
Hasil autopsi korban
Jasad korban autopsi setelah pihak keluarga dan warga sekitar melakukan patungan.
Diketahui biaya autopsi korban memakan dana Rp3,8 juta.
Saat kejadian keluarga hanya memiki uang tidak lebih dari Rp1 juta.
Kekurangan biaya dapat ditutupi setelah uang patungan mencapai Rp6,2 juta.
Kakek korban bernama Effendi, membeberkan hasil autopsi dari pihak tim dokter RSUD Abdul Manap.
Terungkap fakta korban alami tindak kekerasan fisik dan seksual.
"Dokter menjelaskan kalau di tubuh K ada bekas lebam di bawah mata, kemudian kepala bagian belakang remuk, serta lehernya patah. Selain itu itu ada jejak pelecehan seksual," urai Effendi.
Baca juga: 5 Fakta Terbaru tentang Kopda Muslimin, Tewas Bukan Karena Tenggak Racun hingga Sempat Bertobat
Keluarga dapat pesan ancaman
Effendi mengaku, sebelum cucunya ditemukan tewas, pihak keluarga sempat mendapatkan ancaman dari orang tak dikenal.
Pesan tersebut dikirim melalui pesan berbagi pesan WhatsApp.
Effendi menyebut, pesan dikirim setelah pihak keluarga membuat laporan ke polisi
"Kami mendapat ancaman lewat WA. Dia menyuruh kami mencabut laporan hilangnya cucu kami," katanya.
Effendi melanjutkan, orang tersebut mengaku membawa korban ke Palembang.
Pada akhirnya nomor pengirim pesan tak lagi membalas saat berkomunikasi dengan keluarga korban.
Tim Penyidik Subdit IV PPA Ditreskrimum Polda Jambi turun tangan untuk mengungkap kasus kematian korban.
Polisi sudah melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi-saksi.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(TribunJambi.com/Aryo Tondang/Fitri Amalia)(Kompas.com/Suwandi)