Karena itu, pihak keluarga AM menyesalkan sikap Gontor yang dinilai berusaha menutupi peristiwa sebenarnya.
Baca juga: Kasus Santri Gontor Tewas Dianiaya, Terduga Pelaku Dikeluarkan dari Ponpes, Ada 2 Korban Lain
"Yang disesalkan adalah, ada hal yang tidak konsisten ketika awal mengatakan anaknya meninggal karena sakit."
"Ketika mereka memaksa membuka jenazah melihat kondisi, ternyata dianiaya. Jadi terkesan ditutupi," imbuh titis.
2. Pihak Gontor sampaikan permintaan maaf
Dalam pernyataan resmi yang dirilis, pihal Gontor menyampaikan permintaan maaf atas meninggalnya AM.
Dikutip dari TribunJatim.com, pihak Gontor membenarkan bahwa telah terjadi penganiayaan hingga menyebabkan AM tewas.
"Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat," ujar juru bicara Gontor, Noor Syahid.
Menyikapi temuan tersebut, tambah Syahid, pihaknya telah mengeluarkan pelaku penganiayaan.
Tak hanya itu, pihak Gontor juga menegaskan tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apapun bentuknya.
"Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, kami juga langsung mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada santri yang diduga terlibat, yaitu dengan mengeluarkan yang bersangkutan dari Pondok Modern Darussalam Gontor secara permanen dan langsung mengantarkan mereka kepada orang tua mereka masing-masing," terang Syahid.
Baca juga: Santri Ponpes Gontor Meninggal Diduga Dianiaya, Polres Ponorogo Periksa 9 Saksi Termasuk 4 Dokter
3. Sembilan saksi diperiksa
Hingga saat ini, sudah ada sembilan saksi diperiksa terkait kasus penganiayaan yang menewaskan AM, santri Gontor asal Palembang.
Sembilan saksi tersebut adalah dua santri, empat dokter, dan tiga pengasuh Gontor.
Diketahui, empat dokter yang dimintai kesaksian juga berasal dari RS Yasfin Darusalam Gontor.