TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Albar Mahdi (17) santri Gontor asal Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) tewas di tangan santri yang lebih senior.
Meninggalnya Albar hingga saat ini masih meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga terutama bagi kedua orangtuanya pasangan Soimah dan Rusdi.
Sang ayah Rusdi mengatakan, anak pertamanya itu tergolong cerdas di sekolah.
Bahkan berhasil meraih juara umum di Gontor 4 dan berkat kecerdasannya Albar Mahdi berhasil bisa diterima di Gontor 1.
"Awalnya masuk Banyuwangi Gontor 4. Pas bagi raport juara umum di sana, dipindah ke Gontor 1, pindah ke kelas 2 di tahun 2021," ungkap sang ayah Rusdi, Kamis (8/9/2022).
Baca juga: Dada Korban Ditendang, KemenPPPA Kawal Kasus Penganiayaan Santri di Pondok Pesantren Gontor
Albar Mahdi berhasil meraih nilai matematika 100, nilai itu terbesar se Gontor.
"Karena nilainya 100 anak saya diberi waktu 1x24 menelpon keluarga," kata dia.
Rusdi mengatakan, sang anak belajarnya otodidak.
Saat orang-orang pada belajar siap-siap ujian sang putra malah main PS dan tiduran.
Tapi saat ujian Albar Mahdi kata dia paling cepat keluar menyelesaikan soal ujian.
"Gak taunya dia juara umum, juara 1 di kelas," kata dia.
Teman-teman sang anak pada tidak percaya jika Albar Mahdi bisa menjadi juara umum padahal tipe sang anak santai saja saat belajar.
Diautopsi
Kini Albar Mahdi telah pergi untuk selamanya. Namun yang menjadi penyesalan keluargannya santri Gontor itu meninggal secara tak wajar.