Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengunjungi Desa Wisata Negeri Hila kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
Disana, Sandiaga menemui pegiat seni bernama Jefri (26).
Sesudah mengunjungi spot wisata, Sandiaga menanyakan keahlian yang dimiliki Jefri.
Rupanya, pria tersebut memiliki bakat bernyanyi dan membuat film dokumenter.
"Ini lah perjumpaan saya dengan mas Jefri, mudah-mudahan musiknya bisa terus berkembang dan wisatawan yang berkunjung juga semakin meningkat," kata Sandiaga, Minggu (11/9/2022).
Melihat kemampuannya itu, Sandiaga memberikan bantuan modal berupa uang tunai kepada Jefri.
Tujuannya agar pemuda tersebut dapat terus berkarya dalam membuat film dokumenter dan karya musik selanjutnya.
Baca juga: Sandiaga Uno dan Ganjar Pranowo yang Bernasib Sama Saat Ini
"Saya melihat anak-anak muda seperti mas Jefri ini bisa berkreasi dalam menciptakan karya ekonomi kreatif yang melestarikan budaya juga, sehingga patut kita beri dukungan," ucapnya.
"Dan juga produk ekonomi kreatif seperti musik dan film juga semakin bisa dikuasai anak negeri dalam melestarikan budaya," tambahnya.
Lebih jauh, Sandiaga berharap anak muda di Maluku dapat terus menciptakan produk ekonomi kreatif yang mempunyai nilai jual yang tinggi.
Sehingga, perekonomian di daerah tersebut dapat terus menggeliat.
Baca juga: Respons Sandiaga Uno Soal Namanya Masuk dalam Bursa Capres PPP: Itu Ranahnya Partai
"Saya ingin anak-anak muda di sini tetap berkreasi dalam menciptakan produk inovatif, sehingga lapangan kerja tercipta dan ekonomi menggeliat dan desanya menjadi makmur," tegas Sandiaga.
Selain itu, ia juga menyoroti keberadaan Benteng Amsterdam yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi.
Menurutnya, kunjungannya ke daerah tersebut merupakan paket lengkap, karena dapat menikmati wisata alam, sejarah hingga kuliner sekaligus.
"Karena kita dapat juga laut dan juga Benteng Amsterdam, karena Benteng Amsterdam ini juga menjadi daya tarik juga. Karena dulu tadinya punya Portugis, tetapi direname setelah Belanda masuk, sehingga ini menjadi wisata yang komplit," katanya.