News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kongres Masyarakat Adat Nusantara

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Suku Sakai: Hutan Dulu Milik Tuhan, Kini Milik Penguasa

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Formasi melingkar tari kolosal dalam pembukaan KMAN ke-VI di Stadion Barnabas Youwe, Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (24/10/2022).

TRIBUNNEWS.COM, SENTANI - Suku Sakai mengkritik perlakuan terhadap hutan setelah masuknya industri.

Syafrin, selaku Monti Masyarakat Adat Suku Batin Beringin Sakai mengatakan hutan dulunya milik Tuhan. Kini hutan dikuasai para pemilik modal yang berkuasa.

"Kalau dulu hutan itu milik Tuhan Yang Maha Kuasa, kalau sekarang tuan-tuan yang berkuasa, ketika itu Tuhan yang berkuasa hutan itu masih murni dan bisa digarap oleh masyarakat adat, tapi setelah masuk korporasi dan kebijakan pemerintah mereka memporak-porandakan masyarakat adat, khususnya Suku Sakai. Padahal hutan ini menjadi kekayaan bagi Suku Sakai," kata Syafrin.

Baca juga: Kongres Masyarakat Adat ke-VI (KMANVI) Resmi Dibuka Hari Ini

Kritik tersebut disampaikan Syafrin dalam Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI Papua di Stadion Barnabas Yaowe, Jayapura, Papua, Senin (24/10/2022).

Syafrin juga mempertanyakan kenapa pemerintah merasa terusik dengan masyarakat adat, padahal menurutnya masyarakat adat tersebut memperjuangkan keutuhan alam dan ekologi hutan.

Syafrin juga menyinggung terkait perizinan industri yang menyebabkan kerusakan-kerusakan pada hutan.

Ia dengan tegas meminta pemerintah pusat menghentikan izin bagi industri yang membawa kerusakan hutan.

"Kami dengan pemerintah tolong lah diperhatikan, karena masyarakat adat ini juga aset negara, bukan hanya Sumber Daya Alam yang jadi aset negara. Ucap Syafrin.

Syafrin juga mengkritisi terkait stigma masyarakat yang lebih memperhatikan satwa dibandingkan dengan masyarakat adat.

Baca juga: Bule Australia Takjub Lihat Pembangunan Jayapura Saat Hadiri Kongres Ke-VI Masyarakat Adat Nusantara

Bahkan ia mengibaratkan, "mengapa hewan itu dimanusiakan sedangkan manusia dihewankan".

"Mengapa hewan itu dimanusiakan, manusia itu dihewankan, ketika manusia itu memperjuangkan hak-haknya mereka diserang, tetapi ketika hewan dilindungi, seperti hal nya gajah. Ketika marga satwa terbunuh itu pemerintah cepat mengambil responsnya. Bahkan kalau salah mereka bisa menghukum masyarakat adat yang membunuh satwa langka," ucap Syafrin.

Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI Papua digelar pada tanggal 24-30 Oktober 2022.

Pembukaan kongres digelar dengan pawai budaya yang diikuti oleh para peserta KMAN VI Papua.

Baca juga: Kehidupan 5 Suku Wilayah Adat Tabi Ditampilkan 250 Pelajar Lewat Tari Kolosal Pembukaan KMAN Ke-VI

Pawai dimulai dari Lapangan Teis menuju Stadion Barnabas Yaowe, Jayapura, Papua. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Kritisi Stigma Sosial, AMAN Suku Sakai: Mengapa Hewan Dimanusiakan dan Manusia Dihewankan?

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini