News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa Berpusat di Cianjur

Cerita Pilu Gempa Cianjur: Calon Pengantin Tewas Tertimpa Rumah | Pria Gagal Selamatkan Keluarganya

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri) Bariji saat melihat rumah keponakannya yang roboh karena gempa Cianjur dan (Kanan) Yanto menceritakan saat kehilangan istri dan anaknya. Berikut dua cerita pilu korban gempa Cianjur.

TRIBUNNEWS.COM - Cerita pilu kembali bermunculan pascagempa mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Cerita ini datang dari korban gempa yang kehilangan anggota keluarganya.

Seperti cerita seorang paman merasa sedih atas kepergian keponakannya akan akan menikah.

Adapula pria yang gagal menyelamatkan keluarganya dari bencana ini.

Berikut dua cerita pilu korban gempa Cianjur dihimpun Tribunnews.com, Minggu (27/11/2022):

Calon Pengantin Tewas Tertimpa Rumah

Baca juga: Cerita Warga Desa Gasol Tinggal di Pengungsian: Obat-obatan Alhamdulillah Cukup, Logistik Banyak

Pria bernama Bariji (55) menceritakan detik-detik dirinya kehilangan keponakannya Irma Nurhayati (20).

Pada hari nahas sebelum terjadi gempa, Bariji tengah sibuk menebang pohon pepaya di sekitar rumahnya di Kampung Lemahduhur, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang.

Bariji beberapa saat kemudian merasakan guncangan yang belakangan ia sadari sebagai gempa bumi.

Sepersekian detik sejumlah bangunan mulai ambruk, termasuk rumahnya.

"Tiba-tiba suara keras rumah ambruk memekakan telinga dan membuat saya kaget," ujar Bariji, dikutip dari TribunJabar.id.

Bariji melanjutkan ceritanya, saat kejadian, istri, adik, serta keponakan sedang berada di dalam rumah.

Sontak hal ini membuat Bariji ketakutan dengan keselamatan keluarganya.

"Saya perlahan masuk mencari suara-suara kesakitan mereka," imbuh Bariji.

Baca juga: Cerita Korban Selamat dari Tertimbun Longsor saat Gempa Cianjur

Dalam keadian ini, istri dan adik Bariji berhasil selamat.

Namun nasib lain menimpa Irma. Wanita muda ini ditemukan tewas tertimpa bangunan rumah.

Kesedihan Bariji bertambah karena Irma dalam waktu dekat hendak menikah dengan pujaan hatinya Firman (21).

Acara pernikahan Irma yang dijadwalkan pada Minggu (27/11/2022) berubah menjadi tahlilan.

Padahal rencana pernikahan Irma sudah bisa dibilang sempurna.

Rumah Irma sudah didekorasi, sound system dan panggung sudah dipesan, serta undangan sudah disebar.

Rencana bahagia itu pupus untuk selamanya karena Irma meninggal dunia.

Bariji memperlihatkan rumah ambruk yang sudah dihias dekorasi kain bagian dalamnya, pernikahan batal digelar hari ini karena calon pengantin wanita menjadi korban gempa . (Tribun Jabar/ Ferri Amiril Mukminin)

Pria Gagal Selamatkan Keluarganya

Cerita pilu selanjutnya datang dari pria bernama Yanto (62).

Kesedihan mendalam dirasakan Yanto setelah gagal menyelamatkan istri dan anaknya.

Cucu Sukaesih (68) dan Rangga Ramadhan (23) tewas setelah tertimbun longsor akibat gempa di Cugenang, Cianjur, tepatnya di

Yanto menceritakan, sebelum kejadian, ia bersama keluarganya tengah berada di warung miliknya di Jalan raya Puncak-Cianjur.

Beberapa saat kemudian terjadi gempa disusul bukti di kawasan tersebut longsor.

"Istri saya lagi di dalam, saya di luar karena yang jualan emang istri saya. Anak saya (Rangga) di luar juga tapi ada di dapur," kata Yanto kepada Tribunnews.com.

Baca juga: Cerita Pilu Penemuan Jenazah Ibu dan Anak Korban Gempa Cianjur, Berpelukan dalam Timbunan Longsor

Yanto (62) tidak kuasa menahan tangis sesaat mengingat momen terakhir menyelamatkan putra bungsunya sesaat terhimpit longsor di Cugenang, Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) lalu. (Tribunnews.com/Igman Ibrahim)

Yanto bersaksi, getaran gempa disertai longsor terasa sangat dahsyat.

Ia melihat langsung detik-detik saat bukit lonsor dan menyapu warung istrinya.

"Jadi tidak bisa apa-apa tidak bisa menolong keluarga. Karena cuma beberapa detik doang kejadiannya," tambah Yanto.

Yanto melanjutkan, meskipun dirinya melihat sendiri dua orang tercintanya meninggal dunia, ia tetap tabah.

Yanto kini hanya bisa mendoakan isti dan anaknya semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi Sang Pencipta.

"Biarlah itu menjadi suratan takdir, biar mereka jadi ahli surga semua, kita hanya mendoakan saja," tutupnya.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Igman Ibrahim)(TribunJabar.id/Ferri Amiril Mukminin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini