News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tangkap 5 Pelaku Kasus Pembunuhan Pelajar SMK di Medan, Berawal dari Tawuran Antar Sekolah

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Penganiayaan - Polisi menangkap lima tersangka kasus pembunuhan pelajar SMK di Medan. Kasus dipicu tawuran antar sekolah.

TRIBUNNEWS.COM - Polrestabes Medan menangkap dan menetapkan lima tersangka kasus pembunuhan terhadap seorang pelajar SMK Negeri 9 Medan.

Para tersangka kasus pembunuhan ini adalah SA alias Padang, RML, KEG, JS, dan ALN.

Mereka merupakan mantan siswa SMK Eka Prasetya yang terlibat tawuran hingga mengakibatkan satu pelajar tewas.

Diketahui, seorang pelajar SMK Negeri 9 tewas usai terlibat tawuran di sebuah SPBU di Jalan Kapten Sumarsono, Desa Helvetia Kecamatan Sunggal, Sumatra Utara, Jumat (25/11/2022) siang.

Korban yang bernama Eko Farid Azam (15), meninggal karena kehabisan darah setelah ada luka di paha kirinya.

Baca juga: Bawa 2 Celurit dan Stik Golf Diduga Mau Tawuran, Seorang Pemuda Diringkus Polisi di Wilayah Cipete

Kapolrestabes Medan, Kombes Valentino Alfa Tatareda menjelaskan jika kasus pembunuhan ini berawal dari aksi tawuran antara dua sekolah yakni SMK Negeri 9 dan SMK Eka Prasetya.

"Dari SMKN 9 termasuk korban ini menuju ke SMK Eka Prasetya, di sana terjadi aksi lempar-melempar," ujarnya dikutip dari TribunMedan.com.

Karena merasa kalah jumlah, pasukan dari SMK Negeri 9 kabur melarikan diri.

"Karena kalah jumlah mereka melarikan diri," tambahnya.

Korban ketika itu melarikan diri bersama temannya ke SPBU untuk mengisi bensin.

Namun keberadaan korban diketahui oleh siswa SMK Eka Prasetya dan korban dianiaya hingga tewas.

"Ternyata dari SMK Eka Prasetya ada yang mengejar dan terjadilah kejadian penganiayaan tersebut terhadap korban," jelasnya.

Menurutnya, tawuran antara kedua sekolah ini sudah direncanakan oleh masing-masing pelajar sekolah melalui obrolan WhatsApp.

"Jadi untuk pemicu kejadian tawuran ini dari hasil penyelidikan sementara, memang para pelajar ini sudah merencanakan untuk tawuran antar sekolah," terangnya.

Baca juga: Beri Efek Jera, Para Pelajar di Banten yang Terlibat Tawuran Akan Dikeluarkan dari Sekolah

Ia menambahkan jika kedua sekolah ini sama-sama memiliki dendam dari kejadian tawuran sebelumnya.

"Diduga sudah ada kejadian-kejadian sebelumnya yang mengakibatkan dendam antara sekolah-sekolah ini," ungkapnya.

Pelaku utama dalam kasus pembunuhan ini adalah Padang yang melukai korban dengan celurit hingga korban kehabisan darah.

"Barang bukti yang digunakan yaitu satu buah celurit dan sudah diakui oleh pelaku atas nama P tadi," ujarnya.

Sebelumnya Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Suyanto Usman Nasution mengatakan petugas langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) setelah mendapat laporan.

Namun setelah sampai di TKP, korban sudah meninggal dunia.

"Benar ada terjadi tawuran, kemudian kami lakukan pengamanan dan olah TKP."

"Korban sudah kita bawa ke rumah sakit dan korban meninggal dunia," ujarnya dikutip dari TribunMedan.com.

Iptu Suyanto menjelaskan SPBU langsung ditutup setelah petugas datang dan para pegawai yang ada di lokasi akan dimintai keterangan.

Baca juga: Kronologi Remaja Tewas saat Tawuran di Percut Sei Tuan, 4 Pelaku Ditangkap, Motif Terungkap

Korban anak tunggal

Ilustrasi pembunuhan. Polisi menangkap lima tersangka kasus pembunuhan pelajar SMK di Medan.(TribunWow.com/Rusintha Mahayu)

Duka mendalam dialami oleh ibu korban, Reni ketika mendengar kabar anak tunggalnya meninggal dunia.

Reni merupakan tunawicara yang bekerja sebagai pencuci piring dari rumah ke rumah.

Ia membesarkan korban sendirian setelah ditinggal oleh suaminya.

Sementara itu, Wali Kelas korban, Rohaya Naibaho mengungkapkan momen pertemuan terakhirnya dengan almarhum Eko Farid Azam.

Hal itu ia ungkapkan ketika ditemui di rumah duka di Jalan Pasar V, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Sabtu (26/11/2022).

Rohaya mengatakan korban sempat meminta maaf karena tidak bisa memberi hadiah saat perayaan Hari Guru.

"Baru semalam dia salam saya, dia minta maaf tidak memberikan kado di hari guru. Jadi saya peluk, bilang 'Kebaikanmu saja sudah merupakan suatu kado luar biasa bagi ibu'," ujarnya dikutip dari TribunMedan.com.

Ketika Jumat (25/11/2022) ia sempat ingin cuti untuk tidak mengajar, namun Eko Farid Azam mengancam akan bolos jika ia tidak mengajar.

Momen peringatan Hari Guru menjadi momen terakhir kali Rohaya bertemu dengan Eko Farid Azam.

Baca juga: Ini Cara Kapolres Jaksel Cegah Tawuran di Manggarai: Mulai Pos Pantau hingga Patroli Jalan Kaki

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Fredy Santoso/Randy PF Hutagol/Alfiansyah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini