News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sekeluarga Meninggal di Magelang

Pengakuan Anak Racuni Keluarganya di Magelang: Motif Sakit Hati, Beli Racun Online, 2 Kali Beraksi

Penulis: Miftah Salis
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga anggota keluarga ditemukan tewas di sebuah rumah di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022). Rumah korban ketika dipasangi garis polisi saat olah TKP di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022). Motif pelaku sakit hati kepada korban.

TRIBUNNEWS.COM - Motif seorang anak, DDS (22), nekat meracuni satu keluarganya hingga tewas akhirnya terungkap.

DDS menggunakan racun arsenik dosis tinggi.

DDS sakit hati karena dibebani harus membantu keuangan keluarga setelah sang ayah pensiun.

Kepada polisi, DDS mengaku membeli racun secara online dan telah mencoba melakukan aksi pembunuhan sebanyak dua kali.

Kakak korban melukiskan DDS sebagai anak sering berbohong tapi guru ngajinya mengatakan DDS anak baik dari keluarga yang baik (lihat, sosok DDS).

Penyidik Satreskrim Polres Magelang telah menetapkan DDS sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana terhadap keluarganya sendiri di Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (28/11/2022).

Korban adalah ayah yakni Abbas Ashar (58), ibu yakni Heri Riyani (54), dan kakak atau anak pertama yakni Dhea Chairunnisa (24).

Korban ditemukan meninggal di rumahnya pada Senin pagi. Posisi para korban di tiga kamar mandi yang berbeda.

BACA: Sekeluarga Tewas di Magelang, Ada Racun di Minuman, Ini Reaksi Tubuh Jika Alami Keracunan Akut

Dari hasil penyelidikan, para korban ternyata tewas diracun.

Pelaku adalah anak kedua yakni DDS alias Dhio.

DDS mengaku meracuni anggota keluarga dengan mencampurkan racun pada teh hangat dan es kopi.

"DDS mengakui melakukan pembunuhan dengan cara mencampuri minuman teh hangat dan es kopi dengan racun yang dibeli secara online," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Iqbal Alqudusy, Senin (28/11/2022), mengutip Kompas.com.

Tiga anggota keluarga ditemukan tewas di sebuah rumah di Jalan Sudiro, No.2, Gang Durian, RT10/RW1, Desa Prajenan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin (28/11/2022). Penampakan kondisi rumah tempat penemuan jenazah dipasangi garis polisi di Mertoyudan, Magelang, Senin (28/11/2022). (Tribun Jogja/Nanda Sagita Ginting)

DDS ternyata telah merencanakan pembunuhan terhadap kedua orang tua dan kakaknya sebanyak dua kali.

Namun upaya pertamanya gagal.

Mengutip Tribun Jogja, DDS menambahkan racun jenis arsenik ke minuman dawet pada 23 November 2022 lalu.

Minuman tersebut diberikan kepada orang tua, kakak, dan beberapa orang lainnya.

Karena kadarnya rendah, korban hanya mengalami muntah-muntah.

Setelah gagal, DDS kembali beraksi pada Senin (28/11/2022).

DDS menaruh racun di minuman teh dan es kopi yang dikonsumsi keluarganya.

DDS nekat menaruh dua sendok teh racun arsenik ke dalam minuman-minuman tersebut hingga membuat para korban meninggal.

Polisi curiga setelah melihat kondisi ketiga korban. Mulai dari bibir, tenggorokan, lambung, hingga saluran napas atas terlihat merah seperti terbakar. Kuat dugaan menenggah minuman yang mengandung racun.

Kepada polisi, DDS mengaku melancarkan aksinya karena sakit hati.

Baca juga: Sosok Dhio yang Racun Ayah, Ibu, dan Kakak hingga Tewas di Magelang: Pendiam dan Suka Hamburkan Uang

Rasa sakit hati DDS berawal setelah sang ayah pensiun.

DDS dibebani untuk membantu perekonomian keluarga.

Ayah DDS atau AA menderita sakit dan harus menjalani pengobatan.

Kebutuhan keluarga pun membengkak.

Sementara sang kakak atau DK tidak dibebani untuk membantu keuangan keluarga.

"Anak pertama (DK) sempat bekerja, tapi sekarang sudah keluar, sedangkan anak kedua tidak bekerja. Tapi dia (DDS) dibebani untuk membantu keuangan keluarga. Hal itulah yang membuat pelaku sakit hati,” kata Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun, Selasa (29/11/2022).

Kini DDS dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.

Kronologi

Sartinah (47) asisten rumah tangga (ART) yang bekerja di rumah tersebut mengatakan, ia mengetahui kejadian setelah ditelepon oleh DDS. 

"Saya ditelpon sekitar pukul 07.30 WIB, saya kan posisinya tidak menginap," katanya dilansir Tribunnews.com.

"Terus, saya diminta untuk menolong tapi korban sudah pada pingsan semua, pingsannya itu di dalam kamar mandi semua," ujarnya, Senin (28/11/2022) dikutip dari Tribun Jateng. 

Ketiganya ditemukan di tiga kamar mandi berbeda di dalam rumah tersebut.

Ia pun menolong korban yang keadaan pingsan ke kamar.

Sartinah mengaku dibantu oleh anaknya dan anak kedua korban.

"Itu digotong bertiga, saya sama anak saya, sama anak kedua itu. Gotong semua, terus saya taruh di kasur."

"Ya, tadi kayaknya masih nafas tapi saya tidak mengetahui sekali ya, badannya masih hangat. Sempat saya kasih minyak kayu putih juga," tuturnya.

Sartinah menyatakan, selama ini korban tidak ada pernah mengeluh sakit berat.

Namun, tiga hari yang lalu korban sempat mengalami keracunan juga yaitu dari es dawet.

"Itu pernah waktu kemarin sekitar tiga hari lalu, kayak keracunan es dawet tapi itu sudah berobat, kok." 
"Terus ibu sama anaknya yang perempuan sudah sembuh cuma bapak lagi pemulihan. Kalau sakit lain paling cuma biasa kayak masuk angin tidak ada sakit yang berat," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Salis, Tribun Jogja/Hari Susmayanti, Kompas.com/Muchamad Dafi Yusuf, TribunJateng.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini