Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Abdul Aziz, korban gempa Cianjur, harus menerima tidur berdempetan di posko pengungsian.
Ia harus bergabung dengan tiga keluarga lainnya di dalam tenda biru berukuran 3x3 meter.
Baca juga: Puluhan Anak di Cianjur Masih Takut Gempa Susulan, Polwan Polda Metro Jaya Lakukan Trauma Healing
Posko pengungsian Aziz berada di kawasan Desa Ciputri, Kampung Tunggilis, Kecamatan Pacet, Cianjur, Jawa Barat.
Dalam tenda tersebut turut tinggal anak-anak dan juga lansia.
Terlihat di dalam tenda, saat makan siang, para pengungsi harus duduk dalam cakupan ruang yang pas-pasan.
Di sudut tenda, baju dan bahan logistik tampak memenuhi ruang. Membuat kondisi di dalam tenda semakin sempit.
Beberapa pakaian tampak tergantung di tiang bambu yang membentang di dalam tenda. Membuat suasana tampak semakin sempit dan sesak.
Baca juga: Hari ke-10 Mengungsi, Warga Cianjur Mulai Gatal-Gatal, Demam hingga Diare
Namun apa daya Aziz hanya bisa menerima kondisi yang ada. Dapat tempat untuk mengistirahatkan badan dan asupan logistik yang cukup pun ia sudah bersyukur.
"Kita satu tenda isinya empat KK. Ya terpaksa dimuat-muatkan saja lah," cerita Aziz kepada Tribunnews, di lokasi pengungsian, Kamis (1/12/2022).
"Syukuri saja apa yang didapat, yang penting makanan tercukupi," tambahnya.
Sedangkan, untuk kondisi air bersih dan sanitasi masih jadi kendala bagi Aziz dan masyarakat di sekitar posko.
Baca juga: Bupati Cianjur Dapati Bantuan Logistik Menumpuk di Posko Pengungsian Pinggir Jalan
Informasi ini disampaikan oleh relawan kesehatan dari Universitas Esa Unggul Jakarta yang membantu korban di kawasan posko.
Pihaknya mendapat banyak warga, terkhususnya anak-anak yang mengeluh mengalami gangguan pencernaan dan juga gatal-gatal di bagian kulit.
"Anak-anak diare, batuk, flu sama gatal-gatalk karena kurang air bersih," kata Evi Medina, seorang relawan kesehatan.