TRIBUNNEWS.COM - Fakta baru terungkap dari kasus seorang anak yang bunuh tiga anggota keluarganya di Magelang, Jawa Tengah.
Tersangka DDS (22) mengaku mendapatkan inspirasi dari kasus-kasus soal pembunuhan menggunakan racun.
Ia juga menyebutkan terinspirasi dari dua kasus besar.
Dua kasus besar tersebut yakni kasus Munir dan kasus Mirna.
AKBP Mochammad Sajarod Zakun selaku Plt Kapolresta Magelang mengonfirmasi hal tesebut.
Pernyataan pelaku soal terinspirasi dari kasus Munir dan Mirna ini diungkapkan setelah polisi melakukan pengembangan kasus.
Baca juga: Kedekatan Korban dan Tersangka Kasus Pembunuhan di Magelang, Pernah Unggah Kebersamaan di Medsos
Sajarod Zakun mengungkapkan jika pelaku belajar dari kasus-kasus yang pernah terjadi.
"Di mana kasus yang pernah terjadi itu kasus yang menggunakan zat kimia, antara lain kasus Munir yang waktu itu meninggal karena zat kimia arsenik," ungkapnya.
Mengutip TribunJogja.com, DDS juga menyebutkan belajar dari kejadian sate sianida yang terjadi di Jogja beberapa waktu belakangan.
"Yang kedua, kasus yang terjadi di Jogja beberapa waktu lalu yang mana ada sate yang diolesi zat kimia berupa sianida ,dan juga kasus Mirna yang menggunakan sianida dicampurkan ke dalam kopi," kata Sajarod Zakun.
Perencanaan pembunuhan ini juga sudah sejak lama.
Yang pertama, DDS melakukan percobaan pembunuhan dengan memasukkan racun ke es dawet.
Percobaan pertama ini dilakukan Rabu (23/11/2022).
Pada percobaan kali ini, racun yang dimasukkan ke es dawet tak membuat nyawa keluarganya hilang.
Lalu, percobaan kedua lah yang membuat korban tak bisa diselamatkan.
"Dia merencanakan itu sudah sejak lama, sejak tanggal 15 November yang lalu. Terkait percobaan pembunuhan yang pertama, karena tidak berhasil maka merencanakan kembali dan membeli zat kimia lain yang memiliki efek mematikan,"ujarnya.
Baca juga: Bagaimana Kasus Pembunuhan Munir dan Mirna Jadi Inspirasi DDS Habisi Ayah, Ibu dan Kakak Kandungnya?
Kondisi kesehatan kejiwaan tersangka DDS saat ini dalam kondisi baik.
"Tersangka masih memiliki ketahanan jiwa yang cukup.Karena setiap kali kita lakukan pemeriksaan baik wawancara maupun interogasi semua dijelaskan dengan gamblang dan jelas. Yang bersangkutan menjelaskan secara detail kronologi-kronologi, juga jawaban yang disampaikan kepada penyidik," terangnya.
Namun, pihak kepolisian juga tak menutup kemungkinan adanya pemeriksaan kejiwaan lanjutan.
"Untuk sementara ini, masih belum ya. Nanti akan kami koordinasikan lebih lanjut perlu tidaknya pemeriksaan kejiwaan. Karena, yang bersangkutan secara kasat mata memiliki ketahanan jiwa yg sangat bagus," pungkasnya.
Pihak kepolisian juga mengungkapkan, tersangka saat ini didampingi penasehat hukum yang ditunjuk negara.
"Ya,karena ancaman hukumannya terkait pasal yang kami sangkakan yakni hukuman mati atau penjara seumur hidup, itu wajib didampingi oleh penasihat hukum, yang ditunjuk oleh negara," ucapnya.
Palsukan Plat Nomor Mobil
Pelaku dalam melaksanakan aksinya, menggunakan mobil Toyota Inova untuk menyimpan dan mengambil racun yang digunakan untuk membunuh keluarganya.
Mobil bernopol K 17 DA tersebut merupakan mobil sewaan.
"Menurut keterangan daripada saksi (pemilik mobil ) nomor polisi kendaraan tersebut bukan sebagaimana yang ada di TKP yang tertulis K 17 DA. Setelah kami lakukan pengecekan tidak teregister. Jadi, pelat yang benar adalah AA 1168 S,. Ya ,palsu yang memalsukan tersangka sendiri. Jadi, pemilik rental berasal dari wilayah Kabupaten Magelang ," kata Sajarod Zakun, pada Jumat (02/11/2022).
Baca juga: Dhio Daffa Belajar Tentang Racun dari Kasus Munir dan Mirna, Rencanakan Pembunuhan Sejak Lama
TribunJogja.com melansir, pelaku melakukan penggantian nomor polisi agar tidak dicurigai dan mudah untuk menyimpan barang bukti.
"Mengingat yang bersangkutan belanja secara online, dan diambil paketnya ketika paket itu datang langsung ke tempat ekspedisi atau kurir. Dan, penyimpanannya dalam mobil tersebut. Adapun, mobil tersebut disewa oleh tersangka sejak tanggal 25 November kemarin,"ungkapnya.
Saat menyewa, pelaku juga dikatakan berbohong.
Tersangka mengaku mobil tersebut akan digunakan untuk menjemput atasannya yang bekerja di salah satu perusahaan milik negara.
"Kepada pemilik kendaraan ketika merental, dia (tersangka) dengan alasan untuk mengantar pimpinannya pada saat itu menurutnya bekerja di PT KAI ,"ungkapnya.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJogja.com, Nanda Sagita Ginting)