Laporan Wartawan Tribun Medan Alfiansyah
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Dua anggota DPRD Medan, David Roni Sinaga dan Habib Sinuraya diduga melakukan penganiayaan terhadap Khalik Fazduani di halaman tempat hiburan malam Higs5 Bar & Lounge di Jalan Abdullah Lubis, Kecamatan Medan Baru, pada Sabtu (5/11/2022) silam.
Kedua belah pihak telah sama-sama membuat laporan kepada polisi, dengan tudingan penganiayaan.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir mengatakan saat ini kasus tersebut telah ditangani oleh Polrestabes Medan.
"Mau dilaksanakan gelar perkara, memberikan kepastian hukum kepada kedua belah pihak," kata Fathir kepada Tribun Medan, Selasa (20/12/2022).
Ia mengatakan, pihaknya akan kembali menggelar perkara kasus tersebut agar bisa menemukan titik terang dalam kejadian yang menyeret dua orang wakil rakyat tersebut.
Baca juga: Pasien Sakit Kaki Kiri Tapi Dokter Operasi Kaki Kanan, RS di Medan Dipolisikan Dugaan Malapraktik
"Kalau setiap proses itukan gelar dari lidik ke sidik, kemudian proses berjalan tinggal satu kali lagi gelar," sebutnya.
Fathir mengungkapkan, petugas masih tetap membuka Restorative Justice atau RJ kepada kedua belah pihak yang berseteru.
"Kalau kami penyidik ini bersikap pasif, kalau memang para pihak itu mau (RJ), ada etikat untuk perdamaian ya kita tetap membuka diri. Tetapi kalau tidak ada kita nggak akan masuk ke ranah itu," katanya.
Dua orang Anggota DPRD Kota Medan terlibat keributan dengan seorang warga di halaman tempat hiburan malam, Higs5 Bar & Lounge di Jalan Abdullah Lubis, Kecamatan Medan Baru.
Kedua anggota DPRD Kota Medan itu yakni bernama, David Roni Sinaga Fraksi PDIP dan Habibi Sinuraya Fraksi Nasdem sementara, salah seorang warga tersebut bernama Khalik Fazduani.
Kini, kasus keributan yang terjadi pada, Sabtu (5/11/2022) subuh itu pun berakhir saling membuat laporan polisi.
Menurut Habib, peristiwa yang menyerat nama dirinya dan rekannya David sebagai wakil rakyat tersebut bermula ketika, mereka memenuhi undangan di tempat hiburan malam tersebut.
Bukan hanya berdua, keduanya pun membawa keluarga masing-masing untuk datang memenuhi undang dari adiknya Habib di sana.
"Kami datang ke sana dengan cuma-cuma bukan menghabiskan uang. Saya di undang oleh adik kandung saya ada acara di sana," kata Habibi kepada Tribun-medan, Jumat (2/12/2022).
"Kebetulan saya lagi sama bang David malam itu, saya ajaklah ke sana juga sama istri, kakak, dan adik bang David," tambahnya.
Baca juga: Polresta Solo Akan Proses Dugaan Penganiayaan yang Dilakukan Putri Raja Keraton Solo
Malam itu, awalnya Habib tiba duluan bersama calon istrinya sementara David menyusul belakang bersama dengan keluarganya, termasuk adiknya Risdo yang juga turut dilaporkan.
"Sampai di sana kita menghadiri live musik, kita mengikuti game yang ada di sana," sebutnya.
Lalu, ia menceritakan ketika selesai acara ia pun hendak meninggalkan lokasi dan menuju ke arah mobil.
Namun, saat berjalan keluar dari Higs5 Bar & Lounge Habib bersenggolan dengan seorang pria yang ketika itu memakai pakaian berwarna coklat.
"Saya keluar tiba-tiba bersenggolan sama orang yang tidak saya kenal. Terus dia mengeluarkan kata-kata kotor. Karena calon istri saya takut saya emosi, dia langsung menarik tangan saya ke mobil," ungkapnya.
Dijelaskannya, berselang beberapa menit David dan keluarganya pun menghampiri dirinya yang ketika itu sudah berada di dalam mobil bersama calon istrinya.
"Saya tanya sama Risdo ada nggak kawannya yang pakai baju coklat, dimaki dan dorongnya aku," tuturnya.
Mendengar hal tersebut, Risdo pun langsung emosi dan mencari keberadaan pria yang memakai pakaian berwarna coklat tadi.
"Risdo sempat teriak-teriak siapa yang mukul bang Habib," ujarnya.
Habib menuturkan, teriakan dari Risdo ternyata disambut oleh seorang pria yang belakangan diketahui bernama Khalik Fazduani.
"Si Khalik ngomong kau siapa kepada Risdo, di sampaikan sama Khalik bahwa dia keluarga Panggabean, terus kau mau apa kok bawa-bawa keluarga Panggabean kata si Risdo," ungkapnya.
Ia mengatakan, setelah itu antara Khalik dan Risdo pun terlibat perkelahian hingga akhirnya mengundang perhatian orang - orang yang berada di sana.
Baca juga: Kesaksian Ibu Korban Penganiayaan Anak di Lumajang, Ungkap Sifat Suaminya yang Tempramental
"Kami langsung turun dari mobil, mau merelai. Kawannya si Khalik ada tiga, empat orang ikut membantu merelai, ada juga yang bantu campur tangan," sebutnya.
Diceritakan Habib, saat itu keadaan sudah tidak karuan ia bersama dengan calon istrinya dan juga keluarga David ikut dianiaya.
"Saat itu saya mendapatkan pukulan dibagian dahi sama pipi sebelah kanan, bang David kena pukulan dibagian mata, terus saya melihat dengan jelas calon istri saya di dorong sampai dua kali terjatuh dan pingsan," bebernya.
Ia menambahkan, keadaan pun seketika berubah ketika calon istrinya itu jatuh pingsan di lokasi kejadian.
"Si Khalik di larikan sama kawan-kawannya. Kita larikan langsung ke Rumah Sakit Colombia, lebih kurang pukul empat itu," ucapnya.
"Langsung kita di rawat, minta tolong sama dokternya pada malam itu untuk mencatat luka-luka apabila visum dibutuhkan," sambungnya.
Kemudian, setelah dua hari lamanya dari peristiwa itu ia pun mendapatkan kabar bahwa insiden itu dilaporkan ke Polsek Medan Baru.
"Kita mencoba melakukan mediasi, mediasi yang kami lakukan ini bukan mediasi yang tanda kutip kami merasa bersalah," ucapnya.
Ia menuturkan, bahwa pasca kejadian pengacara korban sempat meminta uang perdamaian sebesar Rp 3 Miliar kepada mereka.
Hal itu disampaikan oleh pengacara Khalik kepada Kanit Reskrim Polsek Medan Baru dan disampaikan kepada pihaknya.
Habib juga mengatakan, dirinya juga sempat dihubungi oleh pengacara Khalik untuk menanyakan uang perdamaian tersebut.
Namun, pihaknya tidak mengabulkan permintaan tersebut. Hingga akhirnya peristiwa itu pun dibeberkan ke media.
"Sampai detik ini saya dan bang David belum pernah jumpa dengan namanya Khalik Fazduani. Kami belum pernah jumpa, telpon pun tidak pernah, pengacaranya terus yang komunikasi dengan saya," pungkasnya. (cr11/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Dugaan Duo Anggota DPRD Medan Pukuli Warga, Tak Ada Titik Terang, Polisi Saran Restorative Justice