TRIBUNNEWS.COM - Polisi menjelaskan kronologi meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) bernama Jody Yuda Permana (23) di kamar kos di Gang Pisang, Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang pada Senin (19/12/2022).
Polsek Gunungpati dan tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) telah melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP) dan terungkap Jody meninggal karena sakit.
Tim kepolisian menjelaskan tidak ada tanda kekerasan fisik di tubuh Jody.
Kasihumas Polrestabes Semarang, Kompol Untung Kistopo mengatakan sebelum meninggal, Jody sempat mengeluh sakit dan mengalami muntah darah sekitar pukul 16.00 WIB.
Jody sempat meminta temannya, Akbar untuk mengantarkan membeli tiket pulang ke Bangka Belitung.
Baca juga: Mahasiswa di Jogja Mengaku jadi Korban Begal, Ternyata Kalah Judi Online
"(Akbar) bersama Korban hendak mengantar beli tiket di Terminal Ungaran untuk pulang ke kampung, namun sesampainya di Indomaret simpang tiga Sekaran korban mengeluh sakit," ujarnya dikutip dari TribunJateng.com.
Melihat Jody yang mengalami sakit, Akbar membawanya kembali ke kos.
Jody yang fisiknya sudah lemah sempat berbaring dilantai teras kos dan meminta Akbar membawa tas miliknya masuk ke kamar.
Setelah masuk ke kamar, Jody langsung berbaring di kasur dan beberapa menit kemudian sudah meninggal.
"Kemudian saksi menguhubungi bapak kos bersama Ketua RT dan warga setelah dicek korban sudah tidak bernafas, selanjutnya menghubungi Bhabinkamtibmas dan Polsek Gunungpati," terangnya.
Saat ini jenazah Jody d titipkan di RSUP Kariadi, Semarang dan menunggu keluarga korban datang dari Lampung.
Menurutnya pihak keluarga korban tidak mau anaknya diautopsi dan menerima kepergian Jody.
"Dari sambungan telfon dengan keluarga korban di Lampung, pihak keluarga menerimakan atas kematian korban dan keluarga keberatan jika dilakukan autopsi dan tidak menuntut pihak manapun," jelasnya.
Baca juga: Fakta Terbaru soal Tarik Tambang IKA Unhas yang Sebabkan Satu Peserta Meninggal Dunia
Kronologi versi teman Jody
Dilansir dari TribunJateng.com, Jody merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang angkatan 2017 dan berasal dari Bangka Belitung.
Teman Jody, Akbar menjelaskan Jody sedang menumpang di rumah kontrakannya dan sempat mengeluhkan sakit perut.
Namun Jody enggan untuk ke dokter hingga ditemukan meninggal dunia.
Sebelum meninggal Jody sempat diantar Akbar untuk memesan bus pulang ke Bangka dan sempat mampir ke minimarket.
Setelah dari minimarket, Jody yang membonceng turun dari motor dan berjalan menuju kamar.
Jody jatuh di teras depan kontrakan dan sempat merintih kesakitan.
Tidak lama setelah itu korban sudah tidak bernafas dan Akbar melaporkan kejadian ini ke pemilik kontrakan.
Jody diduga kerap mengkonsumsi mie instan dan begadang untuk menyelesaikan skripsinya.
Baca juga: Beda Kesaksian Peserta dan Panitia Terkait Penyebab Ketua RT Meninggal di Acara Tarik Tambang
Kata pihak kampus Unnes
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FBS Unnes, Dr. Eko Raharjo mengatakan Unnes bertanggung jawab dan mengawal kepulangan almarhum.
Menurutnya Jody masih berstatus mahasiswa Unnes dan hanya menunggu diwisuda.
"Beliau baru menyelesaikan skripsi dan tinggal wisuda, namun ternyata sakit, padahal rencananya mau pulang, tapi ternyata Allah berkehendak lain," jelasnya dikutip dari TribunJateng.com.
Dr. Eko Raharjo telah berkomunikasi dengan keluarga Jody di Bangka Barat dan pihak keluarga menghendaki lokasi pemakaman di kampung halaman Jody.
Bantuan yang diberikan Unnes yakni membantu hingga pemberangkatan jenazah sesuai prosedur dari kepolisian maupun pihak rumah sakit.
Ia juga memastikan Jody akan tetap menerima gelar karena haknya sebagai sarjana dan telah menyelesaikan persyaratan penyelesaian pendidikan.
"Sudah sah menyelesaikan skripsi dan dosen sudah menandatangani surat penyelesaian skripsi, dan berencana pulang untuk mengabari keluarga tentang wisuda tersebut," ujarnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJateng.com/Amanda Rizkyana)