TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kabar terbaru dari konflik yang terjadi di Keraton Solo baru-baru ini.
Setelah ricuh di Keraton Solo, penjagaan dari pihak kepolisian ditambah.
Penambahan pengamanan tersebut dikonfirmasi Wali Pangageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Kanjeng Pangeran (KP) H Dani Nuradiningrat.
"Ada penambahan. Sekitar 6-7 personil," jelasnya.
Pihak keraton juga menyurati kepolisian untuk membantu pengamanan.
"Tentang pihak kepolisian yang ada di Keraton itu Sinuhun sudah sejak lama karena dulu sempat terjadi penyerangan dan lain sebagainya," tuturnya seperti yang diwartakan TribunSolo.com.
Salah satu tugasnya yakni menjaga Sinuhun Pakubuwono XIII dari ancaman pihak luar.
Baca juga: Surat Titah Raja atau Nawolo yang Menjadi Misteri Besar di Tengah Perselisihan Internal Keraton Solo
Selain itu, mereka juga bertugas menjaga objek-objek vital cagar budaya Keraton Kasunanan Surakarta.
Kubu Sinuhun PB XIII Anggap Tak perlu Mediasi
Dani juga mengungkapkan jika mediasi tak perlu dilakukan untuk meredakan konflik.
Mengutip TribunSolo.com, ia menyebutkan cukup menjalankan perjanjian perdamaian tahun 2017 lalu.
Beberapa pihak yang kini tergabung dalam Lembaga Dewan Adat (LDA) ikut menandatangani perjanjian ini, termasuk KPH Eddy Wirabhumi dan GRAy Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng).
"Sekarang saya tanyakan di 2017 sudah ada perjanjian perdamaian hanya satu gusti yang melaksanakan itu. Satu dari 18 yang melaksanakan perjanjian itu," jelas Kanjeng Dani.
Tanggapan Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo turut menanggapi konflik yang terjadi di Keraton Solo, Jawa Tengah.
Ia mengharapkan, konflik bisa segera diselesaikan dengan musyawarah.
Sebab, dua belah pihak yang terlibat konflik ada ikatan keluarga.
"Saya berharap di antara keluarga mereka bisa rembukan (musyawarah), wong ya mereka keluarga sendiri to," kata Ganjar, dikutip dari Kompas.com.
(Tribunnews.com, Renald)(TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin)(Kompas.com, Titis Anis Fauziyah)