TRIBUNNEWS.COM - Bentrokan pekerja yang terjadi di Kawasan PT Gunsbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah mengakibatkan dua orang tewas.
Bentrok pekerja di PT GNI tersebut terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial TikTok, Twitter, Instagram hingga Minggu (15/1/2023).
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM pun telah melakukan penelusuran terkait insiden kerusuhan yang terjadi di PT GNI pada Sabtu, (14/1/2023) lalu.
Baca juga: Komisi III DPR akan Kunjungi PT GNI Morowali, Lokasi Bentrokan yang Tewaskan 2 Pekerja
Ketua Komnas HAM Perwakilan Sulawesi Tengah, Dedi Askary, mengungkapkan kronologi berdasarkan hasil penelusurannya terkait bentrokan yang menimbulkan korban jiwa tersebut.
Sebelum bentrokan pecah, ia mengatakan, sebelumnya sempat terjadi mogok kerja pada tanggal 22 sampai 24 September 2022.
Selanjutnya, kata dia, para pekerja melakukan aksi protes pada 27 Desember 2022. Adapun aksi itu digelar secara damai, tujuannya demi meminta kesepakatan dan tindak lanjut sejumlah tuntutan mereka kepada pihak manajemen PT GNI.
Lalu pada 14 Januari 2023, terjadi bentrokan pada pukul 11.20 WITA di Full Dump Truck. Menurut Dedi, bentrokan itu mengakibatkan adanya penganiayaan terhadap pekerja lokal oleh tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Para pekerja lokal kemudian melakukan mogok kerja. Mereka pun berniat menerobos salah satu pos untuk mengajak rekannya agar ikut mogok.
Baca juga: Bentrokan Pekerja di PT GNI Morowali Disebut Karena Pembangunan Salah Sasaran
“Namun, upaya itu dihalangi oleh para TKA. Alhasil, terjadi insiden kekerasan antara pekerja lokal dan TKA,” kata Dedi seperti dikutip dari Kompas.TV, Kamis (19/1/2023).
Dedi menambahkan, bentrokan yang awalnya terjadi di Full Dump Truck kemudian meluas ke area smelter 2. Saat bentrok berlangsung, terjadi aksi saling lempar antara TKA China dengan pekerja lokal.
“Bentrokan berlanjut hingga memicu pembakaran motor milik TKA China oleh pekerja lokal. Menurut Dedi, aksi tersebut tidak berlangsung lama lantaran langsung diamankan oleh aparat,” ujar Dedi.
Selanjutnya, terjadi pergantian sif kerja pada pukul 19.30 WITA. Para pekerja di Full Dump Truk, kata dia, melakukan aksi solidaritas terhadap peristiwa penganiayaan pekerja lokal oleh TKA China.
“Kapolres Morowali Utara kemudian melakukan negosiasi dengan para pekerja, namun tidak menemui kesepakatan,” ucap Dedi.
Pada pukul 20.00 WITA, Dedi melanjutkan, kembali terjadi bentrokan antara TKA China dan pekerja lokal yang berlokasi di antara smelter 1 dan 2.
Dedi menyebut, bentrokan antar-pekerja ini sempat berhasil ditangani oleh aparat kepolisian dan tim gabungan. Namun, pada pukul 21.00 WITA, tiba-tiba ada jumlah massa dengan jumlah cukup besar menyerang dan membakar mess TKA China dan beberapa alat-alat berat.
“Hingga pada pukul 22.00 WITA, terjadilah aksi anarkis secara brutal dan massa melakukan pembakaran alat-alat berat dan lain-lain hingga pukul 02.30 WITA dini hari,” tutur Dedi.
Baca juga: Terungkap 4 Pemicu Bentrok Karyawan di PT GNI Morowali Utara dan Polisi Tetapkan 17 Orang Tersangka
Dedi menekankan kepada semua pihak terkait agar melihat permasalahan yang ada di PT GNI ini secara jernih. Pasalnya, peristiwa bentrokan kemarin adalah imbas dari pihak perusahaan yang tidak pernah menjalankan kesepakatan-kesepakatan yang telah disetujui.
Padahal, kata Dedi, kesepakatan itu sudah disetujui dalam setiap pertemuan dengan pemerintah daerah, DPRD dan pemangku kepentingan lainnya jika terjadi masalah-masalah yang melibatkan tenaga kerja.
“Semua pihak harus melihat peristiwa di PT GNI kemarin adalah bagian dari rentetan-rentetan kejadian yang sebelumnya sering terjadi dan berulang-ulang, tanpa adanya solusi dari manajemen PT GNI untuk menyelesaikannya,” ucap Dedi.
“Mulai dari kasus perekrutan dan pemagangan para pekerja di PT VDNI, penerapan K3 atau kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja yang tidak sesuai aturan. Selain itu juga masalah kebutuhan APD untuk pekerja hingga persoalan pemotongan upah yang diluar ketentuan,” terangnya.
PT VDNI atau Virtue Dragon Nickel Industry sendiri adalah perusahaan yang bergerak di bidang smelter nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara, milik perusahaan baja China, Jiangsu Delong Nickel Industry Co Ltd. Pabrik PT GNI juga milik Jiangsu.
Sebelumnya diberitakan, bentrok pekerja yang terjadi di Kawasan PT Gunsbuster Nickel Industry (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah mengakibatkan dua orang tewas.
Bentrok pekerja di PT GNI tersebut terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial TikTok, Twitter, Instagram hingga Minggu (15/1/2023).
Baca juga: Pascaricuh yang Tewaskan 2 Orang di Morowali, Pemerintah Imbau PT GNI Lebih Terbuka dan Profesional
Diketahui bentrok pekerja di PT GNI terjadi pada Sabtu (14/1/2023).
Kericuhan pekerja ini melibatkan tenaga kerja asing (TKA) dan tenaga kerja lokal.
Akibat dari bentrok itu, dua orang tewas, satu di antaranya TKA, dan korban lain merupakan pekerja lokal.
Dua korban bentrok di PT GNI yang tewas hingga saat ini belum diketahui identitasnya.
Sementara itu, beberapa TKA dan TKI juga mengalami luka-luka.
Polda Sulawesi Tengah memastikan korban tewas akibat bentrokan PT GNI hanya dua orang.
Dua korban yang tewas tersbeut merupakan satu tenaga kerja asing (TKA) dan satu pekerja lokal.
Baca juga: VIDEO Said Iqbal Minta Buruh Tahan Diri Pasca Kerusuhan Pekerja di PT GNI Morowali Utara
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Pol Didik Supranoto untuk menepis informasi yang menyebut jika ada tiga korban yang tewas akibat bentrokan PT GNI.
"Korban meninggal dunia 2 orang bukan 3 orang, 1 TKA dan 1 TKI," kata Didik, Senin (16/1/2023).
>