TRIBUNNEWS.COM - Seorang dosen di Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, Jawa Barat, diduga melakukan kekerasan seksual ke mahasiswi.
Kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus ini telah diketahui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud).
Rektor Unsil Tasikmalaya, Nundang Busaeri ditemani Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unsil melaporkan kasus kekerasan seksual ke Kemendikbud, Rabu (8/2/2023).
Kedatangan mereka ke Kemendikbud, Jakarta untuk melaporkan perkembangan kasus kekerasan seksual yang dilakukan seorang dosen.
Baca juga: Menteri PPPA Kutuk Kasus Pelecehan 8 Mahasiswi oleh Dosen di Universitas Andalas
Wakil Rektor Unsil, Gumilar Mulya mengatakan berdasarkan aturan dari Kemendikbud, kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus harus ditelusuri.
"Hari ini Pak Rektor bersama Satgas PPKS berangkat ke Jakarta untuk melaporkan perkembangan kasus dugaan kekerasan seksual tersebut," ungkapnya dikutip dari TribunJabar.com, Rabu (8/2/2023).
Saat ini dosen yang diduga melakukan kekerasan seksual telah dinonaktifkan.
"Dosen yang bersangkutan sendiri sudah dinonaktifkan sementara untuk memperlancar proses investigasi," lanjutnya.
Pihak kampus berjanji apabila dosen tesebut tidak terbukti melakukan kekerasan seksual, nama baiknya akan dipulihkan.
Namun, jika terbukti melakukan kekerasan seksual, pihak kampus akan memberikan sanksi yang berat.
Baca juga: Dosen Cabul Tercatat sebagai Pengajar Aktif di PD Dikti, Pimpinan Universitas Andalas Bilang Begini
Terungkapnya kasus kekerasan seksual di Unsil bermula ketika ada mahasiswi yang mengaku pernah dilecehkan oleh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Satgas PPKS Unsil langung melakukan investigasi dan menemukan rekaman CCTV yang menunjukkan tindakan kekerasan seksual yang dilakukan dosen.
"Saat Satgas PPKS melakukan investigasi, bermunculan pengaduan lainnya. Satgas pun menemukan rekaman CCTV dugaan kekerasan seksual," tandasnya.
Menurut Gumilar dalam rekaman CCTV terlihat dosen berusaha mendekati mahasiswi padahal jalan yang dilewati cukup lebar.
"Dalam rekaman itu terlihat dosen dengan mahasiswi berpapasan di lorong."
"Tiba-tiba dosen menyenggol bahu (mahasiswi) tersebut padahal koridor tersebut cukup lebar," terang Gumilar.
Dosen yang tidak terima dengan teguran mahasiswi memberikan kata-kata kotor.
Gumilar tidak dapat menjelaskan secara rinci berapa jumlah mahasiswi yang melapor dan bentuk kekerasan seksual yang dialami.
Hal ini karena kasus ini masih dalam proses penyelidikan.
"Yang jelas yang lapor lebih dari satu. Mengenai bentuk kekerasan seksualnya tak bisa dijelaskan di sini," tutupnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.com/Firman Suryaman)