Dan tiba-tiba, saat pintu air Jagir nomor satu dibuka, hingga terciptanya arus sungai yang deras, SA sontak menjatuhkan diri ke dalam aliran deras sungai tersebut, lalu tergulung arus sungai tersebut.
"Iya langsung balik gitu, menceburkan diri, ke sungai. Di pintu air nomor 1, sekita pukul 7-8 pagi, Sabtu," katanya.
Melihat aksi nekat itu, Erwin mengaku, beberapa orang pemancing lainnya berupaya menolong SA.
Salah satu pemancing yang berniat menolong SA yang terkatung-katung di permukaan air beraliran deras itu, adalah Solikin.
Solikin bergegas mencari alat pelampung berbentuk roda yang dikaitkan dengan tali tampar panjang, untuk dilemparkan ke arah tubuh korban.
Harapannya, agar SA dapat menggapai alat pelampung tersebut, lalu Solikin bisa menariknya dan mengevakuasi tubuh SA.
Erwin melanjutkan, pelampung yang dilempar oleh Solikin tepat di depan tubuh SA, ternyata tak digubris keberadaannya.
SA malah berupaya menenggelamkan diri hingga akhirnya terseret arus lalu hilang tenggelam.
"Dilempar depannya kok gak diambil, malah selulup (menyelam) terus, iya seperti berniat mengakhiri hidup," tuturnya.
Disinggung alasan Erwin dan Solikin enggan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.
Erwin mengaku takut dirinya dijadikan saksi oleh pihak kepolisian atas aksi SA yang nekat mengakhiri hidup.
"Gak lapor, karena nanti pasti jadi saksi, kan gak ada yang tahu lagi," pungkasnya.
Disclaimer:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.