TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional di Tribunnews.com dimulai oknum TNI mengamuk dan cekcok dengan pengendara mobil di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Insiden tersebut sempat terekam kamera warga lalu viral di media sosial.
Informasi terbaru, kedua belah pihak sepakat berdamai atas kejadian yang dipicu salah paham itu.
Kemudian ada kasus seorang dosen Poltekkes Kemenkes Pontianak diculik dan dianiaya.
Akibatnya, korban berinisial T mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya, termasuk patah hidung.
Pelaku penganiayaan diduga gerombolan mahasiswa berjumlah 7 orang.
Baca juga: Update Longsor di Natuna: 15 Orang Meninggal hingga Keluarga Mantan Bupati Natuna Ilyas jadi Korban
Berita populer terakhir datang dari bencana tanah longsor di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Dua desa Gentong dan Air Nusa tersapu longsor pada Senin (6/3/2023).
Dilaporkan, ada 15 orang tewas dan puluhan orang lainnya masih hilang.
Berikut berita populer regional di Tribunnews.com dalam 24 jam selengkapnya:
1. Anggota TNI di Semarang yang Marah-marah hingga Acungkan Sangkur Berakhir Damai
Beredar video yang memperlihatkan anggota TNI marah-marah di jalan hingga mengacungkan sangkur ke pengendara mobil lain dan viral di media sosial.
Video ini pertama kali diunggah oleh akun Twitter, @Heraloebss pada Sabtu (4/3/2023).
Anggota TNI yang marah-marah tersebut ternyata adalah prajurit dari Kodim 0733/Kota Semarang berinisial ES.
Hal ini dibenarkan oleh Kapendam Kodam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Bambang Hermanto.
Bambang pun membeberkan kronologi kejadian sehingga anggota TNI berinisial ES itu marah-marah dan mengacungkan sangkur ke penumpang yang berinisial NH.
ES yang mengandarai mobil Mazda Bizante dengan pelat nomor polisi (nopol) B 1155 JA dipepet oleh mobil Toyota Sienta berwarna silver oleh pria berinisial NH (51).
Adapun kejadian ini terjadi di Jalan Gajah Mada, Semarang.
"Menurut oknum anggota ketika dimintai keterangan awal, menyatakan bahwa kendaraan Toyota Sienta tersebut terus menghalanginya saat berada di sepanjang Jalan Gajahmada Kota Semarang sampai dengan belok ke kiri menuju Jalan MH. Thamrin," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Senin (6/3/2023).
Akibatnya, lanjutnya, ES pun memiliki niatan untuk menghentikan mobil yang dikendarai NH dan memberi peringatan.
Kemudian, ES pun berhasil menghentikan mobil NH dan menegurnya.
Namun, lantaran merasa sama-sama benar, cekcok antara keduanya pun tidak bisa terhindarkan.
"Oknum anggota ES menghentikan mobilnya lalu menghampiri dan menegur NUH dan terjadi cek-cok mulut lantaran keduanya merasa sama-sama benar," tutur Bambang.
Emosi ES pun memuncak lantaran terprovokasi sehingga ia mengambil sangkur dari mobilnya.
Bambang pun mengungkapan bahwa insiden tersebut adalah kesalahpahaman.
2. Kronologi Dosen Poltekkes Pontianak Diduga Diculik dan Dipukuli 7 Mahasiswa, Pelaku Mengaku Polisi
Dosen Poltekkes Kemenkes Pontianak berinisial T diduga telah menjadi korban penculikan dan penganiayaan pada Jumat 3 Maret 2023.
Korban dimasukkan ke dalam sebuah mobil lalu dikeroyok oleh pelaku hingga mengalami luka parah.
"Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB di jalan Lapan, belakang kantor Lurah Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara," kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Tri Prasetyo saat ditemui TribunPontianak.co.id di Mapolres Pontianak, Minggu 5 Maret 2023.
Tri menjelaskan terlapor bersama teman lainnya menggunakan mobil memberhentikan korban, kemudian memaksa untuk masuk ke dalam mobil.
"Terlapor mengaku polisi terhadap korban, sehingga korban mau mengikuti dan masuk dalam mobil tersebut," paparnya.
Setelah masuk ke mobil, korban dikeroyok hingga mengalami luka parah.
"Korban dipukul sehingga mengakibatkan luka pada bibir, hidung patah, pipi kiri memar, mata sebelah kiri memar dan kening memar," ucapnya.
Atas kejadian tersebut istri korban, tidak terima dan melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Pontianak
Setelah diterimanya informasi dari masyarakat, pada Jumat 3 Maret 2023 sekira pukul 20.00 WIB, Sat Reskrim Polresta Pontianak beserta Polsek Pontianak Utara melakukan pengungkapan perkara penculikan dan penganiayaan secara bersama-sama
"Ditemukan bahwa aksi penculikan dan penganiayaan dilakukan oleh 7 mahasiswa dari pada korban," kata Tri.
Saat ini kasus penculikan dan penganiayaan dilakukan oleh 7 mahasiswa masih dalam proses pendalaman Polresta Pontianak.
3. ASN Disdikbud NTT Berkantor Mulai Pukul 05.30 Pagi, Mengikuti Jam Siswa Masuk Sekolah
Inilah kabar terbaru soal jam masuk sekolah siswa Sekolah Menangah Atas (SMA) di beberapa wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebelumnya, siswa SMA diinstruksikan untuk masuk sekolah pukul 05.00 Wita.
Namun kini jadi masuk pukul 05.30 Wita.
Meski masuk pukul 05.30 Wita, statusnya masih uji coba selama satu bulan.
Tak hanya siswa SMA dan guru saja, Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTT juga menerapkan hal yang sama.
ASN maupun non ASN di lingkungan Disdikbud NTT diminta untuk masuk pukul 05.30 Wita.
Mengutip Pos-Kupang.com, penerapan tersebut adalah bentuk dari revolusi mental di lingkup Disdikbud NTT.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Disdikbud NTT, Linus Lusi.
"Aturan masuk kantor pukul 05.30 Wita merupakan wujud revolusi mental di lingkungan Disdikbud NTT," ujarnya.
Ia mengatakan, penerapan tersebut untuk revolusi mental.
Linus Lusi menambahkan, mereka yang masuk pukul 05.30 Wita dengan diawali dengan olahraga hingga kebersihan.
"Ini untuk mengubah revolusi mental. Jadi, kami masuk kantor diawali dengan olaharaga, renungan, kebersihan halaman. Setelah itu baru kami mulai aktivitas pelayanan," kata Linus.
Masih mengutip laman yang sama, ASN juga tidak pulang lebih awal, mereka tetap pulang pukul 16.00 Wita.
"Seperti biasanya pulang sore yaitu pukul 16.00 Wita," kata dia.
4. Ibu Hamil yang Meninggal usai Ditolak RSUD di Subang: Kata Pengamat hingga Dinkes Jabar Turun Tangan
Seorang ibu hamil, Kurniasih (39) meninggal dunia setelah ditolak RSUD Ciereng di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Juju Junaedi selaku suami korban mengatakan, peristiwa tersebut terjadi Kamis (16/2/2023) lalu.
Mulanya, korban dibawa ke RSUD Ciereng Subang dalam keadaan kritis.
Korban pun diterima oleh IGD rumah sakit, namun saat akan masuk ke ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (Ponek) untuk mendapatkan tindakan, justru ditolak pihak rumah sakit karena belum mendapatkan rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.
Padahal saat itu, pasien ditemani bidan yang menyebut pasien kritis dan harus mendapatkan penanganan.
"Saya akhirnya membawa istri menuju kesalah satu RS di Bandung, karena di RSUD Subang tidak memberikan tindakan apapun terhadap istri saya yang saat itu kondisinya sangat kritis. Tetapi, sayang istri saya meninggal dalam perjalanan sebelum sampai ke Rumah Sakit di Bandung," kata Juju, dikutip dari TribunJabar.id.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar turun tangan.
Raden Vivi Aldiani Dewi selaku Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Jabar meminta RSUD Ciereng Subang untuk melakkan evaluasi.
Vini juga menyebut soal pentingnya rujukan terencana untuk ibu hamil.
Ia menambahkan, semua lintas sektor pelayanan kesehatan bersama masyarakat harus bekerja sama dalam menangani ibu hamil.
Penanganan ibu hamil juga tak hanya bisa diselesaikan oleh tenaga kesehatan.
"Karena dalam proses kehamilan selama sembilan bulan, semua masyarakat bisa terlibat sehingga proses rujukan diharapkan menjadi rujukan terencana. Yang terjadi ini (kasus Kurnaesih) adalah rujukan tidak terencana di mana pasien dalam kondisi sudah berat," katanya, dikutip TribunJabar.id.
Pihak pelayanan kesehatan harus mengevaluasi perencanaan penanganan ibu hamil, khususnya mengenai rujukan terencana.
"Sehingga harus dilakukan evaluasi pada semua pihak termasuk masyarakat, agar sama-sama membantu ketika ada warganya yang hamil. Karena setiap ibu hamil sebenarnya merupakan kasus berisiko," tuturnya.
5. Longsor di Natuna Kepri: 50 Warga Hilang, 15 Orang Meninggal
Akibat curah hujan yang tinggi, musibah tanah longsor terjadi di Desa Gentong dan Desa Air Nusa di Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Sebanyak 50 warga hilang dan 15 orang meninggal akibat longsor yang terjadi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Natuna Abdul Rahman mengatakan, musibah ini pertama kali dilaporkan sekitar pukul 13.00 WIB, Senin (6/3/2023).
Saat itu dilaporkan sejumlah rumah warga tertimbun longsor akibat hujan lebat yang mengguyur dua desa tersebut.
"Yang parah di Desa Gentong. Kalau sudah sampai di lokasi, akan saya update kembali," ujar Abdul.
Plh Danramil 06 Serasan, menyebutkan bahwa telah terjadi banjir dan tanah longsor di Pulau Serasan.
Kejadian tersebut pertama kali diketahui sekitar pukul 11.15 WIB, Senin (6/3/2023), yang terjadi di lereng bukit dan menimpa perkampungan sampai ke jalan raya.
Saat ini jalan raya yang menghubungkan Astaka ke arah Koramil lumpuh dan tak bisa dilintasi akibat material longsoran menutup ruas jalan.
"Bahkan hingga saat ini longsor susulan masih terjadi," tulis Plh Danramil 06 Serasan.
(Tribunnews.com)