Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan BMKG bersama BNPB, TNI Angkatan Udara dan BRIN akan melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk wilayah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau yang rencananya dimulai pada Jumat (10/3/2023).
Modifikasi cuaca dilakukan agar hujan bisa dialihkan tidak turun pada lokasi yang sedang dilakukan pencarian korban.
"Kami bersama BNPB, dan TNI Angkatan Udara, kemudian BRIN besok akan mulai melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk mengupayakan agar hujan dapat dialihkan tidak pada lokasi yang sedang dilakukan pencarian korban," kata Dwikorita dalam konferensi pers seperti ditayangkan Kompas TV, Kamis (9/3/2023).
Pasalnya ia mengatakan bahwa pemicu terjadinya longsoran panjang di Natuna disebabkan oleh intensitas hujan lebat hingga ekstrem yang terjadi dalam waktu cukup lama.
Sementara berdasarkan pantauan cuaca, BMKG memprediksi pada tanggal 11-14 Maret 2023 akan terjadi angin kencang, dan intensitas hujan ringan sampai sedang.
Baca juga: Korban Meninggal Akibat Longsor di Serasan Natuna Bertambah Menjadi 32
Selain itu berdasarkan monitoring BMKG, sejumlah titik tanah masih berpotensi bergerak, serta adanya potensi longsor susulan jika terguyur hujan.
"Tadi kami juga memonitor masih ada beberapa titik yang berpotensi untuk bergerak longsor, dan ada sisa dari longsoran yang masih mungkin kalau terguyur air hujan akan longsor ulang," kata dia.
Sebagai informasi berdasarkan perkembangan data terbaru pada Kamis petang, BNPB mencatat sebanyak 30 orang ditemukan meninggal dunia dalam bencana longsor di Natuna, Kepulauan Riau. Sementara korban yang masih hilang masih sebanyak 24 orang.
Adapun sebanyak 1.216 warga terdampak langsung maupun tidak langsung atas bencana longsor di Kabupaten Natuna masih berada di posko pengungsian yang terletak di empat titik, dengan jumlah terbanyak ada di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Pulau Serasan.
"Per hari ini updatenya yang ditemukan jumlah korban meninggal tercatat ada 30 orang, sehingga yang masih dicari ada 24 orang," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.