TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Berjarak sekira 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi, Desa Balerante, yang ada di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tak terdampak erupsi yang terjadi Sabtu (12/3/2023) pukul 12.12 WIB.
Daerah ini biasanya menjadi daerah rawan bencana saat Gunung Merapi erupsi.
Kepala Dusun Desa Balerante, Jainu Rekso Giri mengatakan kondisi di Desa Balerante aman dan terkendali.
Ia mengatakan, ini karena arah guguran dari Gunung Merapi mengarah ke barat.
Sementara, Balerante berada di bagian timur Gunung Merapi.
Baca juga: Erupsi Merapi: 24 Kali Keluarkan Awan Panas hingga Warga Krinjing Magelang Berlakukan Jaga Malam
"Arah guguran awan panas ke arah barat dan angin bertiup ke arat barat laut, jadi di Desa Balerante kondisi saat ini masih aman, " ucap Jainu.
Dia juga mengatakan masyarakat Desa Balerante beraktifitas seperti biasa, meski, terlihat jelas wedus gembel ada di atas Gunung Merapi.
Baca juga: Awan Panas Gunung Merapi Hari Ini Karena Longsoran Kubah Lava Barat Daya, Ini Rekomendasi BPPTKG
"Untuk saat ini tidak ada yang di evakuasi dan tidak ada yang mengungsi. Masyarakat sudah terbiasa, apalagi tidak mengarah ke sini," kata Jainu.
Rekomendasi BPPTKG
Dalam press release yang dkutip dari magma.esdm.go.id, Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso menjelaskan Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG telah menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga sejak tanggal 5 November 2020.
Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusif pada 4 Januari 2021 yang ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.
Saat ini Gunung Merapi memiliki 2 kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah.
Baca juga: Berjarak 5 Km dari Merapi, Desa Krinjing Diguyur Abu Vulkanik Setebal Satu Sentimeter
Berdasarkan analisis foto udara tanggal 13 Januari 2023 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.598.700 m3 dan kubah tengah sebesar 2.267.400 m3.
"Kedua kubah lava ini apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas sejauh maksimal 7 kilometer ke arah barat daya dan 5 kilometer ke arah selatan-tenggara," katanya dilansir, Sabtu (11/3/2023).
Menurut dia, rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi yang terjadi hari ini Sabtu (11/3/2023) bersumber dari longsoran kubah lava barat daya.
Hingga pukul 15.00 WIB, tercatat 21 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 4 kilometer ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.
"Pada saat kejadian, angin di sekitar Gunung Merapi bertiup ke arah barat laut-utara. Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut-utara Gunung Merapi dan mencapai Kota Magelang," katanya.
Menurutnya, aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi, pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 19 kali ke arah barat daya yakni hulu Kali Boyong, Kali Bebeng, dan Kali Sat/Putih dengan jarak luncur maksimal 1.200 meter.
Suara guguran terdengar dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan sebanyak 6 kali dengan intensitas kecil hingga sedang.
Aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi.
Seismisitas internal seperti gempa vulkanik dalam (VTA) terjadi sebanyak 77 kejadian per hari, gempa vulkanik dangkal (VTB) 1 kejadian per hari, gempa Multifase (MP) 6 kejadian per hari, dan gempa guguran sebanyak 44 kejadian per hari. Sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 0.5 cm per hari.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berada pada tingkat Siaga atau Level III.
Potensi bahaya saat ini masih tetap berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Terkait dengan aktivitas Gunung Merapi saat ini, kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi PVMBG-BPPTKG rekomendasikan sebagai berikut;
Pertama, pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya–upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.
Kedua, masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Ketiga, masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Keempat, masyarakat dapat mengakses informasi resmi aktivitas Gunung Merapi melalui aplikasi Magma Indonesia, website bpptkg.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, radio komunikasi pada frekuensi 172.000 MHz, Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat, dan kantor BPPTKG, Jalan Cendana Nomor 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514192.
Munurtnya, Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG terus berupaya dalam mitigasi bahaya Gunung Merapi, baik melalui pemantauan, penilaian bahaya, penyebaran informasi, dan sosialisasi aktivitas Gunung Merapi.
"Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi aktivitas Gunung Merapi dari sumber yang terpercaya dan mengikuti rekomendasi dari Badan Geologi, pemerintah daerah, dan BPBD setempat," katanya.
Penulis: Anang Ma'ruf Bagus Yuniar
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Merapi Erupsi, Desa Balerante di Klaten yang jadi Daerah Rawan Bencana Merapi Justru Tak Kena Dampak