News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Taruna Akmil Anak Kasat Narkoba Aniaya Mahasiswa, Korban Terhina Ditawari Uang Damai Rp15 Juta

Penulis: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ZN, Taruna Akmil yang katanya anak Kasat Narkoba sempat tawarkan duit Rp 15 juta usai gebuki mahasiswa FK UISU.

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Oknum Taruna Akademi Militer (Akmil) diduga menganiaya mahasiswa Fakultas Kedokteran di Medan, Sumatra Utara.

Peristiwa penganiayaan ini terjadi di pintu masuk Komplek Tasbih I, menuju ke arah Jalan Setia Budi, Kota Medan, Sabtu (18/2/2023).

Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Teuku Fathir Mustafa, mengatakan pihaknya telah menerima laporan kasus penganiyaan yang diduga melibatkan Taruna Akmil dan beberapa warga sipil.

Terlapor merupakan Taruna Akmil berinisial ZN.

Sementara, korban diketahui bernama Teuku Shehan Arifa Pasha.

Menurut pengakuan korban, pelakunya berjumlah dua orang.

Dari informasi yang beredar, terduga pelaku lainnya merupakan adik dari ZN yang berinisial Z

"Kalau laporan untuk kasus dugaan penganiayaan secara beramai-ramai itu sudah kita terima," ujar Fathir kepada Tribun-Medan.com, Selasa (14/3/2023).

Terduga Pelaku Anak Kasat Narkoba Polresta Deliserdang

Kasat Narkoba Polresta Deliserdang, Kompol Zulkarnain mengakui bahwa Zuan Hendru, Taruna Akmil yang dilapor gebuki mahasiswa FK UISU, Teuku Shehan Arifa Pasha adalah anak kandungnya.

Namun, Kompol Zulkarnain membantah, bahwa Zuan Hendru yang menganiaya korban.

Katanya, yang memukul Teuku Shehan Arifa Pasha adalah Zofan, adik dari Zuan Hendru.

Menurut cerita yang didapatnya, peristiwa penganiayaan itu terjadi di pintu masuk Komplek Tasbih I, menuju ke arah Jalan Setia Budi, Kota Medan, pada Sabtu (18/2/2023).

Malam itu, Hendru dan pacarnya bernama Upa sedang berada di rumahnya di Komplek Tasbih I, Kota Medan.

Baca juga: 5 Fakta Taruna Akmil Diduga Aniaya Mahasiswa Kedokteran di Medan, Disebut Dipicu Motif Asmara

"Jam setengah sebelas malam itu, diantaranya lah pacarnya ini pulang ke rumahnya. Pacar Hendru ini cerita bahwa pacarnya dia sering diganggu - ganggu oleh Ipon (nama panggilan Teuku Shehan Arifa Pasha)," kata Zulkarnain kepada Tribun-medan.com, Selasa (14/3/2023).

Dirinya mengatakan, setelah mengantarkan pacarnya pulang, Hendru kembali ke komplek Tasbih I, dan singgah ke salah satu rumah teman adiknya Zofan.

Ketika itu, Zofan sedang ada acara bakar - bakar ikan bersama dengan teman - temannya.

"Singgah Hendru ini ke situ, dia cerita sama adiknya bahwa pacarnya Upa sering dichat - chat diajak jumpa juga sama si Ipon," sebutnya.

Lalu, adiknya ini merespon dan meminta abangnya untuk tetap tenang mengingat Hendru merupakan seorang Taruna Akmil.

Kemudian, Zulkarnain mengatakan singkat cerita Hendru dan adiknya serta teman - temannya yang lain memutuskan untuk jalan - jalan.

"Sekira jam 11 malam itu bergeraklah orang ini, ada tiga mobil orang sekitar enam sama tujuh orang gitu," ungkapnya.

Namun, dikatakan Zulkarnain saat hendak meninggalkan komplek Tasbih I, adiknya melihat mobil korban dan menghentikannya.

Ketika itu, korban sedang bersama dengan pacarnya bernama Manda dan juga kakak beserta adik pacarnya di dalam mobil.

"Ketemulah orang ini, disetop lah. Lalu turun orang ini yang turun duluan si Zofan, Fathir, sama Abi, diketuk orang ini pintu mobil Ipon," ujarnya.

Dikatakannya, setelah pintunya terbuka anaknya Zofan langsung memukuli korban sebanyak dua kali dibagian wajahnya.

"Hendru saat itu masih di dalam mobil, waktu dilihatnya adiknya mukuli si Ipon turun dia di tariknya adiknya, bilang jangan bikin masalah. Nggak lama itu, cuma satu menit," bebernya.

Kemudian, setelah kejadian itu korban ini sempat mendatangi Polsek Sunggal untuk membuat laporan.

Dikarenakan, malam itu Polsek Sunggal sedang ramai Ipon pun mendatangi Polresbes Medan dan melaporkan kejadian penganiayaan itu.

"Kalaupun nggak ketemu titik terang, saya akan tetap menyerahkan kasus ini diproses oleh Polresbes Medan dan juga Denpom," pungkasnya.

Tawarkan Uang Damai Rp 15 Juta

Setelah gebuki mahasiswa FK UISU itu, sang Taruna Akmil kabarnya sempat menawarkan uang Rp 15 juta sebagai duit perdamaian.

Menurut paman korban, Teuku Yose Mahmudin Akbar, keluarga enggan menerima duit Rp 15 juta yang ditawarkan.

Sebab, uang itu tidak sepadan dengan biaya pengobatan korban yang mengalami luka cukup parah.

"Kami sudah mencoba usaha damai awalannya, kami mencoba mencari titik temu antara pihak pelaku dengan korban, tetapi tidak ada titik temu," kata Yose kepada Tribun-medan.com, Selasa (14/3/2023).

Pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini membeberkan alasan mengapa belum menerima perdamaian dengan tawaran tersebut.

Padahal, ia mengaku pihak keluarga bersedia untuk berdamai atas kejadian penganiayaan yang diduga melibatkan Taruna Akmil anak dari Kasat Narkoba Polresta Deliserdang itu.

"Tapi bukan itu, anaknya telah memukul anak kami, kami mau memaafkan anaknya supaya nggak ribet - ribet. Tapi caranya begitu, terkesan menghina, nawarin Rp 10 juta, dinaikan Rp 15 juta, ada mediator yang nawarin," sebutnya.

Baca juga: Anaknya yang Taruna Akmil Dilaporkan Aniaya Mahasiswa Kedokteran, Kasat Narkoba Berikan Penjelasan

Ia juga menyampaikan, karena tidak ada etikat baik dari pelaku dan kondisi korban yang semakin memburuk, keluarganya pun memutuskan untuk melaporkan kejadian itu.

"Korban juga gejala-gejala nya tidak makin baik, makanya kami putuskan untuk melanjutkan kasus ini, mudah-mudahan dapat yang terbaik," ujarnya.

Yose menjelaskan, keluarga juga telah menyerahkan bukti CT Scan dari Rumah Sakit yang menunjukkan keterangan soal luka yang dialami korban kepada pihak penyidik Dandenpom I/5 Medan.

"Tadi kami menindaklanjuti laporan Denpom atas anak kami yang mengalami korban pengeroyokan," ujarnya.

Lebih lanjut, dia sebagai Paman berharap agar kasus tersebut diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku agar korban mendapatkan keadilan.

Meski demikian, pihak keluarga tidak menutup kemungkinan untuk menyelesaikan kasus tersebut secara kekeluargaan.

"Yang paling pingin adalah bersaudara kembali, tapi korban sembuh. Jadi akibat peristiwa ini si korban bisa sembuh dan kita bersaudara kembali itu yang paling bagus," ungkapnya.

"Tapi itu tidak bisa terjadi titik temunya, jadi sebenarnya kami terpaksa juga harus melanjutkan ini. Bersedia berdamai, tapi sekarang enggak, kemarin kita sudah mau buat perdamaian tapi tidak ketemu," pungkasnya.

Motif diuga asmara

Zulkarnain menyebut, saat itu ZN dan pacarnya sedang berada di rumahnya di Komplek Tasbih I, Kota Medan.

"Jam setengah sebelas malam itu, diantarnya lah pacarnya ini pulang ke rumahnya."

"Pacar ZN ini cerita bahwa pacarnya dia sering diganggu-ganggu oleh Ipon (korban)" ujar Zulkarnain kepada Tribun-Medan.com, Selasa (14/3/2023).

Setelah mengantarkan pacarnya pulang, ZN kembali ke komplek Tasbih I dan singgah ke rumah teman adiknya.

"Singgah ZN ini ke situ, dia cerita sama adiknya bahwa pacarnya sering dichat-chat diajak jumpa juga sama si Ipon," lanjut Zulkarnain.

Baca juga: Mahasiswa FK di Medan Diduga Dianiaya Taruna Akmil, Penyidik Alami Kendala untuk Mengungkap Kasus

Ia melanjutkan, ZN dan adiknya serta teman-temannya yang lain kemudian memutuskan untuk jalan-jalan.

"Sekira jam 11 malam itu bergeraklah orang ini, ada tiga mobil orang sekitar enam sama tujuh orang gitu," kata dia.

Namun, lanjut Zulkarnain, saat hendak meninggalkan komplek Tasbih I, adiknya melihat mobil korban dan menghentikannya.

Z serta teman-temannya lalu mengetuk pintu mobil korban.

Setelah pintu mobil terbuka, Z disebut langsung memukuli korban sebanyak dua kali di bagian wajahnya.

"ZN saat itu masih di dalam mobil, waktu dilihatnya adiknya mukuli si Ipon turun dia, ditariknya adiknya, bilang jangan bikin masalah."

"Enggak lama itu, cuma satu menit," papar Zulkarnain.

Sebagian artikel ini sudah pernah tayang di Tribun Medan dengan judul Kasat Narkoba Akui Taruna Akmil yang Dilapor Gebuki Mahasiswa FK UISU Anaknya, Persilakan Diproses

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini