TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - I Nengah Wikarsini (36) nampak sangat berduka dan tak kuasa menahan tangis dengan kepergian suaminya I Putu Eka Astina (40) setelah dikeroyok beberapa pria di Jalan Veteran Denpasar, Bali.
Tragisnya, peristiwa pengoroyokan terjadi di hadapan istri dan anak korban, Selasa (21/3/2023) sekira pukul 21.00 Wita.
Peristiwa bermula saat korban bersama istri dan anaknya yang berusia 2 tahun sedang duduk-duduk menyaksikan parade ogoh-ogoh dalam rangka hari Nyepi.
Tiba-tiba datang dua pelaku masing-masing bernama I Gede Santiana Putra (30) dan I Dewa Gede Raka Subawa (23).
Kedua pelaku dan korban pun terlibat saling tatap.
Baca juga: 5 Aksi Bule di Bali Viral dan jadi Sorotan: Ngamuk saat Nyepi hingga Buka Celana di Gunung Agung
Hal itu memicu ketersinggungan korban hingga melepar botol air ke arah pelaku.
"Korban sedang duduk-duduk bersama istri dan anaknya, kemudian datang pelaku dan melihat ke arah korban, kemudian korban tersinggung dan selanjutnya korban melempar botol berisi air," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto dalam keterangan tertulis pada Kamis 23 Maret 2023.
Setelah itu, korban langsung menghampiri pelaku dan melayangkan pukulan ke arah wajah hingga pelaku I Gede Santiana Putra terjatuh.
Baca juga: Ribut dengan Pecalang dan Paksa Buka Portal Saat Nyepi di Buleleng Bali, 2 Warga Ditangkap Polisi
Melihat temannya dipukul, I Dewa Gede Raka Subawa datang dan langsung mendorong sembari memukul korban hingga tersudut.
I Gede Santiana kemudian menyusul dengan menusuk korban mengunakan sebilah pisau.
Korban ditusuk di bagian kaki, dada, dan perut.
Dalam kondisi berdarah, korban sempat berupaya mengambil satu batang besi di tempat penjualan sosis untuk menyerang balik.
Namun, kedua pelaku lebih dulu kabur.
Baca juga: Dua Wanita India Ditahan di Rutan Polda Bali, Ketahuan Mencuri Gelang di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Sementara korban sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Namun, nyawanya tak bisa tertolong karena luka yang diderita cukup parah.
Satake mengatakan, setelah mendapat laporan terkait kejadian itu, tim Resmob Polresta Denpasar langsung mencari keberadaan para pelaku.
Hingga akhirnya, kedua pelaku ditangkap bersama barang bukti sebilah pisau yang terbuat dari gunting di rumahnya di Jalan Kenyeri, Denpasar Utara.
"Pelaku mengakui perbuatannya telah melakukan pemukulan dan penusukan," kata dia.
Pengakuan Sang Istri
Terpisah, istri Putu Eka Astina, I Nengah Wikarsini menceritakan kronologi yang ia ingat saat kejadian tersebut.
Ia mengaku saat itu dirinya sempat menolong suaminya.
“Saya sambil gendong anak bantuin suami saya. Semua saya tarik-tarik sambil teriak minta tolong,” ucapnya sambil terisak.
Menurut Nengah Wikarsini, para pelaku tak hanya 2 orang saja.
“Yang lakuin pemukulan itu banyak, semua itu harus dipanggil. Saya yang liat itu semua, saya enggak mau cuma 2 atau 4 orang, semuanya harus dihukum,” ujarnya.
Nengah Wikarsini menjelaskan, bahwa suami kesayangannya tersebut mengalami 8 luka tusuk di badannya.
Tak sampai di sana Nengah Wikarsini juga mengeluhkan penanganan Rumah Sakit Wangaya yang hingga satu setengah jam, pascakejadian tersebut masih belum dapat melakukan penanganan.
“Sampai di Rumah Sakit Wangaya, penangananya itu lambat, 1 jam setengah itu belum ditangani, sedangkan suami saya sudah luka parah,” katanya.
Ia mengaku, pada malam itu disuruh seorang pria bernama Pak De Gajah untuk merujuk suaminya ke Rumah Sakit Sanglah.
“Saya telepon pak De Gajah, dia dah yang ngajak rujuk ke Sanglah, cepet-cepet dibawa kesana. Sudah disiapkan alat operasi, operasi pertama itu detak jantung suami melemah, dan di operasi kedua dah (sumainya telah meninggal dunia),” jelasnya sambil menangis.
Menurutnya seorang pelaku bernama Gede Santina Putra merupakan mantan sopir suaminya.
“Dia itu mantan sopir suami, dari kecil sebelum menikah sudah diajak sama-sama. Makan di sini biasa, udah 6 tahun kerja sama suami. Dan harusnya tak ada rasa dendam, karena setahu saya tidak ada masalah antar keduanya,” katanya.
Ia pun mengenang bahwa Putu Eka Astina merupakan suami yang bertanggung jawab.
Mendiang dikenal memilik banyak teman dan murah hati selama hidupnya.
Wanita asal Singaraja itu berharap, agar suaminya dapat menerima keadilan dengan seadil-adilnya.
“Untuk apa juga mereka bawa pisau jika nonton ogoh-ogoh, saya pokoknya berharap ini diusut, pelaku dihukum setimpal, saya gak mau damai,” tegasnya.
Saat dikonfirmasi Tribun Bali, AKP I Ketut Sukadi mengaku baru memeriksa dua pelaku.
“Sudah diperiksa 2 pelaku dan sampai sekarang masih pengembangan,” katanya.
Ketika disinggung dugaan pelaku yang lebih dari 2 orang, ia pun masih belum bisa memberikan keterangan lebih kanjut. (Tribunbali.com/ Putu Honey Dharma Putri W/ kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta)
Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Tragedi Pembacokan di Veteran Denpasar, Duka Mendalam Dirasakan Istri Putu Eka Astina