News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dukun Sadis di Banjarnegara

Ibu dan Anak asal Magelang Pergi Banjarnegara Pakai Mobil Baru, Sempat Miliki Uang Ratusan Juta

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Theresia (kiri) dan Okta asal Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang diyakini keluarga jadi korban kekejaman dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara.

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak delapan korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang dari Banjarnegara Jawa Tengah, Mbah Slamet telah teridentifikasi.

Polda Jawa Tengah masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas 4 korban lain.

Dua korban yang telah teridentifikasi merupakan ibu dan anak yang berasal dari Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah.

Keduanya bernama Theresia Dewi (47) dan Okta Ali Abrianto (31).

Kakak kandung Theresia Dewi, Yusuf Edi Gunawan (64) mengatakan, kedua korban pergi ke Banjarnegara menggunakan mobil bermerek Honda Mobilio yang baru dibeli.

Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Dukun Sadis di Banjarnegara, 11 Saksi Diperiksa hingga 8 Korban Teridentifikasi

Setelah pergi ke Banjarnegara, keduanya dinyatakan hilang pada November 2021.

Ia menjelaskan Theresia Dewi sempat mendapat uang sebesar Rp 360 juta yang digunakan untuk membeli mobil baru seharga Rp 75 juta.

Yusuf Edi Gunawan mengaku mengetahui hal tersebut dari cerita istri Okta Ali Abrianto yang bernama Vina.

"Terus uangnya buat beli mobil itu Rp 75 juta. Besok pamit yaitu pergi," ungkapnya, Senin (10/4/2023), dikutip dari TribunJogja.com.

Pihak keluarga tidak curiga saat korban membeli mobil baru karena pekerjaannya sebagai kontraktor yang kerap mendapat proyek.

Meski kedua korban pergi ke Banjarnegara menggunakan mobil baru, tapi ia tidak mengetahui keberadaan mobil tersebut sekarang.

Hanya kunci mobil yang ditemukan petugas dari saku celana korban Okta Ali Abrianto saat jasadnya dievakuasi.

Baca juga: Polda Jateng Sudah Periksa 11 Saksi Kasus Pembunuhan di Banjarnegara Berkedok Dukun Pengganda Uang

"Belum sempat tanya-tanya hal itu, kami kemarin ke sana nggak mikir mobilnya, sing penting adik saya ketemu, Alhamdulillah," sambungnya.

Berdasarkan pengakuan keluarga, Theresia Dewi bekerja sebagai kontraktor dan sempat mengalami masalah keuangan.

Theresia Dewi berstatus janda setelah dua kali pernikahannya gagal.

Dalam proses tes antemortem, petugas menemukan kecocokan antara jam tangan berwarna oranye yang ditemukan terkubur di dalam liang lahat dengan foto jam tangan korban.

Setelah polisi memastikan jasad yang ditemukan merupakan Theresia dan Okta Ali Abrianto keluarga mengaku lega.

Menurutnya, meski keduanya ditemukan telah meninggal namun keluarga dapat memakamkan jasad korban secara layak.

Baca juga: Update Kasus Pembunuhan Dukun Pengganda Uang Banjarnegara: 18 Orang Hilang Terdata di Posko

Daftar korban pembunuhan Mbah Slamet yang telah teridentifikasi:

1. Paryanto (53) warga Sukabumi

2. Irsad (43) warga Lampung

3. Wahyu Triningsih (40), korban merupakan istri Irsa

4. Mulyadi Pratama (46), warga Palembang

5. Suheri warga Lampung

6. Riani warga Lampung, istri Suheri

7. Theresia Dewi (47) warga Magelang

8. Okta Ali Abrianto (31) warga Magelang, anak Theresia

Suasana pemakaman pasutri asal Pesawaran, Lampung, yang menjadi korban dukun pengganda uang, pada Sabtu (8/4/2023). Pasangan suami istri atau pasutri asal Pesawaran, Lampung, yang menjadi korban Tohari alias Mbah Slamet, ternyata sudah 3 kali mendatangi dukun pengganda uang tersebut (Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

Pasutri Asal Lampung Sempat Gadaikan Mobil

Sementara itu, pasangan suami istri asal Kabupaten Pesawaran, Lampung sempat menggadaikan mobil mereka sebelum pergi ke Banjarnegara, Jawa Tengah.

Keduanya menggadaikan mobil Daihatsu Xenia sebesar Rp 15 juta dan uangnya dibawa untuk diberikan ke Mbah Slamet.

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, mengatakan pasangan suami istri bernama Suheri dan Riani sempat berpamitan ke anaknya sebelum pergi ke Jawa.

"Jadi mobil yang digadaikannya itu untuk bertemu dengan pelaku Mbah Slamet."

"Keduanya berpamitan kepada anaknya untuk bekerja di padepokan Tulungagung," jelasnya, Sabtu (8/4/2023), dikutip dari TribunLampung.com.

Baca juga: Kaget Orangtuanya Jadi Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara, Rani: Bilangnya Sudah Mau Pulang

Setiba di Banjarnegara, kedua korban masih bisa berkomunikasi dengan anaknya.

Komunikasi korban dengan anaknya yang terakhir terjadi pada 8 September 2021 dan setelah itu kedua korban menghilang.

Diduga keduanya dibunuh Mbah Slamet dan pihak keluarga baru mengetahui setelah kasus pembunuhan berantai terungkap.

"Keluarga korban kehilangan komunikasi sampai bulan April 2023, pihak keluarga mengetahui bahwa korban sudah meninggal dunia setelah melihat Mbah Slamet di televisi dan media sosial," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunLampung.com/Oky Indrajaya) (TribunJogja.com/Nanda Sagita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini