Ia bahkan sempat ingin segera keluar dari satuan tugasnya.
"Menyampaikan kondisi sangat tertekan ada tindakan senioritas. Ada chat almarhum ke keluarga yang menyatakan sangat tertekan secara psikis dan kekerasan fisik," terangnya.
Saat ini jenazah Serda Muhammad Herdi telah berada di rumah duka.
Jenazah tiba pada Sabtu (15/4/2023) sekira pukul 21.00 Wita, setelah diterbangkan dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Jasad prajurit itu tiba diantar sejumlah aparat TNI ke rumahnya di Jalan Mawar, Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Begitu tiba di rumah duka, pihak keluarga membuka peti jenazah.
Dari situ, terlihat ada beberapa memar di tubuh korban yang diduga akibat kekerasan fisik.
Baca juga: Anggota TNI AL Jadi Korban Perampokan Saat Pulang Kampung, Ini Kronologis dan Pengakuan Pelaku
Karena kematian Serda Muhammad Herdi dinilai janggal, keluarga dan atas dorongan warga sepakat agar jasad korban diautopsi ulang di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
"Karena yang bersangkutan merupakan anggota aktif TNI makanya kita langsung lapor ke DENPOM dulu," pungkasnya.
Sebelumnya, Serda Muhammad Herdi Fitriansyah (20), anggota TNI yang bertugas di Yon Arhanud/16 Makassar ditemukan meninggal dunia, Jumat (14/4/2023).
"Informasi yang didapatkan, bahwa almarhum meninggal dunia hari Jumat, kemungkinan almarhum meninggal dunia sekira jam 3 sore," kata seorang kerabat dekat, Muhibin Ali, Sabtu (15/4/2023) malam.
Menurut Muhibin, Herdi terakhir kali berkomunikasi dengan orangtuanya pada Jumat siang sebelum melaksanakan Salat Jumat.
Dalam percakapan itu ada beberapa hal yang disampaikan oleh Herdi.
Herdi sempat mengaku tertekan dan ingin segera keluar dari satuan tugasnya.