Ayah korban, Dwi Minto Waluyo menjelaskan kecurigaannya saat diberi kabar anak tunggalnya meninggal dunia di pondok pesantren.
Ia mengaku terkejut ketika kabar duka itu disampaikan oleh pimpinan pondok yang mendatangi rumahnya pada Minggu.
Padahal ia sempat menjenguk anaknya pada Jumat (18/11/2022) dan saat itu kondisi anaknya sehat.
Baca juga: Tersangka Penganiayaan Menggunakan Tongkat Baseball di Surabaya Mengaku Siap Menjalani Proses Hukum
“Pimpinan pondok datang ke rumah hari Minggu, tanya ananda punya bawaan penyakit apa,” ungkapnya pada Selasa (22/11/2022) dikutip dari Kompas.com.
Setelah mendapat kabar anaknya yang sudah tiga tahun sekolah di pondok pesantren meninggal, Dwi segera mendatangi pesantren untuk menjemput jenazah anaknya.
Namun ketika melihat jenazah anaknya, ia melihat ada luka lebam di dada.
“Saya lihat ada luka lebam pada bagian dada (jenazah), gosong,” terangnya.
Sementara itu Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama mengatakan kasus ini akan dilakukan penyelidikan dan hasil dugaan sementara DWW meninggal karena menjadi korban kekerasan seniornya.
DWW diduga melakukan pelanggaran kebersihan dan pelaku berinisial MHN (16) diduga menendang dan memukul korban di bagian dada.
Baca juga: Warga Semarang Utara Jadi Korban Penganiayaan di Terminal Pengaron, Tewas dalam Perjalanan ke RS
Kini terduga pelaku yang masih di bawah umur telah diamankan.
Ia juga mengungkapkan hasil autopsi yang dilakukan di RS Moewardi Solo.
"Kalau penganiayaan terjadi pemukulan berkali-kali dan mengakibatkan luka lebam. Pada korban tidak ada luka bekas lebam," terangnya.
Kasi Humas Polres Sragen Iptu Ari Pujiantoro menjelaskan kasus ini sudah ditangani oleh Reskrim Polres Sragen.
"Betul pak, saat ini sudah dalam penanganan bagian Reskrim Polres Sragen," jelasnya pada Selasa (22/11/2022) dikutip dari TribunSolo.com.