"Kalau perpektifnya matahari hanya satu, jadi cuma satu kepala kepemimpinan. Kalau ada yang berlaga matahari kedua, itu namanya lagak. Kenapa mau jadi wakil? Kenapa kemarin tidak jadi gubernur? Perasaan seperti itu muncul setelah menang," katanya.
Selain itu, kata dia, jargon Sumut Bermartabat tetap melekat pada keduanya sampai September 2023.I
Ia berharap Ijeck maupun Edy harus bisa menahan diri dan mengingat betapa sulitnya dahulu mendapat hati rakyat.
Mereka harus bisa membuat sejuk.
"Jangan terlalu kerdil jiwanya. Sebagai pemimpin tidak semua hal yang dirasakan dieskpresikan ke publik. Memang Sumut ini tempramennya bagus. Jawa di sini pun seperti orang Medan, langsung-langsung aja," ujarnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, isu pecah kongsi antara Wakil Gubernur, Musa Rajekshah atau Ijeck dengan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengemuka. Terlebih mereka saling sindir.
Sebelumnya, Edy Rahmayadi pernah bilang, bahwa dirinya trauma dengan warna kuning.
Ucapan itu disampaikan Edy Rahmayadi ketika membuka pidato kebangsaan pada pelantikan DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) Sumut, di Hotel Grand Inna Medan pada Rabu (21/9/2022) lalu.
Baca juga: Truk Aparat Kepolisian Dilempar Batu Saat Bentrok Antarkelompok di Jalan Taman Siswa
Setelah peristiwa itu, Ijeck pun kemudian memberi balasan menohok.
Saat penutupan Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) Golkar Sumut di Hotel Santika Medan, Jumat (23/12/2022), Ijeck bilang bahwa dia khawatir Gubernur akan alergi dengan ucapan Musa Rajekshah Gubernur.
Mulanya, saat Rapimda Golkar berlangsung, para kader meneriaki Ijeck untuk menjadi Gubernur Sumut.
"Musa Rajekshah, gubernur!" teriak kader usai yel-yel Airlangga Hartarto sebagai presiden.
Mendengar teriakan itu, Ijeck pun mengatakan dirinya belum mau menggunakan yel-yel itu karena takut ada yang alergi.
"Belum, belum, (sekarang) masih wakil gubernur. Nanti gubernurnya (Edy Rahmayadi) tambah alergi," kata Ijeck saat itu.