TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Tribun Network berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menekan angka stunting di Indonesia melalu program Semesta Mencegah Stunting #cukupduatelur yang diterapkan secara berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia.
Implementasi yang dilakukan yaitu TribunnewsBogor.com bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ( DP3AP2KB ) Kota Bogor bekerja sama melakukan penyuluhan langsung ke lapangan.
Salah satu lokasi yang menjadi target prorgram tersebut yaitu di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor dengan melibatkan pihak kelurahan setempat dan orang tua balita penderita stunting di wilayah tersebut, Rabu (17/5/2023).
Baca juga: Protein Hewani Jurus Sakti Cegah Stunting
Setiap orang tua yang hadir mendapatkan 28 butir telur setiap dua minggu sekali, yang mana telur tersebut harus dikonsumsi oleh buah hatinya untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Program ini akan berlangsung selama enam bulan, dan setiap tiga bulan akan dilakukan monitoring.
Program ini juga melibatkan dr. Raendi Rayendra sebagai Kakak Asuh Cegah Stunting.
Lurah Sukaresmi, Nandang mengaku sangat senang dengan adanya program ini. Ia mengatakan program ini sangat membantu untuk menekan angka stunting di wilayahnya.
"Saya ucapkan terimakasih kepada dr Raenda Rayendra, ini sangat bagus, saya sangat senang, gembira yang tidak bisa saya ucapkan dengan kata- kata. Kedepannya saya harapkan berlanjut sampai tuntas stunting ini di Kelurahan Sukaresmi khususnya zero stunting di Kota Bogor," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (17/5/2023).
Di samping itu, ia juga berpesan kepada warganya yang hadir agar telur tersebut dimanfaatkan untuk anaknya, sebagaimana program ini yang menyasar balita.
"Tadi sebelum kita membagikan, ibu-ibu sudah komitmen janji pada dirinya sendiri apa yang diberikan bukan untuk ibunya, bukan untuk bapaknya, kalau memang sayang sama anaknya buat anaknya, kita sudah komitmen tadi," pungkasnya.
Baca juga: Kepala BKKBN Tegaskan Pernikahan Dini Berkontribusi Tingkatkan Prevalensi Stunting
Beri Tambahan Gizi Balita
Tribun Network berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) untuk menekan angka stunting di Indonesia.
Adapun pengimplemntasiannya yaitu melalui program Semesta Mencegah Stunting #cukupduatelur yang diterapkan secara berkelanjutan.
Menjadi bagian dari Tribun Network, TribunnewsBogor.com melakukan penyuluhan kepada sejumlah warga yang anaknya masuk kategori stunting di Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Setiap orang tua yang hadir mendapatkan 28 butir telur setiap dua minggu sekali, yang mana telur tersebut harus dikonsumsi oleh buah hatinya untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Program ini akan berlangsung selama enam bulan, dan setiap tiga bulan sekali akan dilakukan monitoring.
Program ini juga melibatkan Koko Murdokowiyoto, Brigita Manohara dan Natalius Pigai sebagai Kakak Asuh Cegah Stunting.
Ketua TP PKK Desa Ragajaya, Dwi Suyanti mengaku senang atas perhatian yang diberikan terhadap warganya dalam mencegah stunting.
Ia juga sangat senang dan mengapresiasi program Semesta Mencegah Stunting #cukupduatelur ini.
"Alhamdulillah sangat membantu sekali bagi warga untuk pencegahan stunting di desa Ragajaya," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (24/5/2023).
Lebih lanjut, ia berpesan kepada para orang tua untuk memprioritaskan telur tersebut untuk anaknya.
Karena tujuan dari program ini adalah untuk menjegah stunting.
Baca juga: Termasuk Target Penurunan Angka Stunting, Berikut 10 RPJMN Berisiko Tak Tercapai pada 2024
"Pesan saya kepada orang tuanya, ini kan jatah untuk anak-anaknya, jadi lebih diutamakan untuk anaknya bukan orang tuanya," ucapnya.
Di tempat yang sama, salah satu warga yang hadir, Nova (38) mengatakan sangat senang dengan adanya program ini.
Ia mengaku merasa terbantu dalam meningkatkan gizi bagi buah hatinya.
"Bagus buat anak-anak yang kurang gizi gitu, biar tambah gizinya biar tambah berat badannya," katanya.
Emak-emak Semringah
Tribun Network berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) untuk menekan angka stunting di Indonesia.
Upaya penekanan angka stunting itu diwujudkan melalui program Semesta Mencegah Stunting #cukupduatelur yang diterapkan secara continue di berbagai daerah di Indonesia.
Implementasi yang dilakukan TribunnewsBogor.com yaitu terjun langsung ke salah satu lokasi yang menjadi target prorgram tersebut yaitu di Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.
Kegiatan yang dilakukan melibatkan pihak desa setempat dan orang tua balita penderita stunting di wilayah Desa Bendungan.
Setiap orang tua yang hadir mendapatkan 28 butir telur setiap dua minggu sekali, yang mana telur tersebut harus dikonsumsi oleh buah hatinya untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Baca juga: Bantu Turunkan Angka Stunting, Pemkab Sumenep Komitmen Perbaiki Kualitas Gizi Masyarakat
Program ini akan berlangsung selama enam bulan dan setiap tiga bulan akan dilakukan monitoring.
Program Semesta Mencegah Stunting juga melibatkan Koko Murdokowiyoto sebagai Kakak Asuh Cegah Stunting.
Koko Murdokowiyoto mengaku senang dengan adanya program ini.
Ia mengatakan program ini sangat membantu terhadap kepedulian anak.
"Acara ini adalah perlu ya dan itu bentuk kepedulian kita terhadap sesama dan tentunya pengatasan terhadap stunting terhadap anak-anak ini sangat perlu, nantinya diharapkan dapat menjadi generasi muda yang sehat cerdas, kreatif dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa," ujarnya, Selasa (23/5/2023).
Selain itu ia juga berpesan kepada masyarakat yang hadir untuk selalu menjaga kebutuhan gizi anak dan sedikit menyinggung isu sosial yang kadang diabaikan oleh pemerintah.
"Stunting ini biasanya lahir karena ketidaktahuan ya terhadap gizi anak, pendapatan orang tua yang belum mencukupi sehingga menghasilkan beberapa anak yang stunting untuk mengatasinya meningkatkan penghasilan terhadap warga itu tugas pemerintah dan kita bersama, di samping itu perlu juga bantuan-bantuan sosial yang dikerjakan oleh pemerintah tentunya lewat departemen sosial dan BKKBN dan perlu juga peran serta dari masyarakat," tandasnya.
Selain pesan terhadap orang tua, ia juga memberikan pesan kepada para remaja untuk belajar tentang pemenuhan gizi anak.
Sebab menurutnya pernikahan usia dini sangat berpengaruh terhadap angka Stunting.
"Stunting ini biasanya lahir karena ketidaktahuan ya terhadap gizi anak, pendapatan orang tua yang belum mencukupi sehingga menghasilkan beberapa anak yang stunting untuk mengatasinya meningkatkan penghasilan terhadap warga itu tugas pemerintah dan kita bersama, di samping itu perlu juga bantuan-bantuan sosial yang dikerjakan oleh pemerintah tentunya lewat departemen sosial dan BKKBN dan perlu juga peran serta dari masyarakat," pungkasnya. (Tribunnews.com/TribunnewsBogor.com)