News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Balita Jatuh dari Timbangan Posyandu dan Alami Bocor Kepala, Wali Kota Sukabumi Turun Tangan

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Sukabumi periode 2018-2023 Achmad Fahmi saat memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (21/9/2018). Achamd Fahmi akan mengevaluasi pelayanan Posyandu setelah ada balita jatuh dari timbangan. KOMPAS.com/BUDIYANTO

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu di Kota Sukabumi, Jawa Barat bernama Zena Miftahul Jannah (26) kecewa dengan pelayanan posyandu karena anaknya mengalami bocor kepala saat pemeriksaan.

Zena mengungkapkan anaknya yang masih berusia 4 tahun terjatuh dari timbangan gantung milik posyandu dan kepala korban terkena besi timbangan.

Akibat inisiden ini korban yang bernama Khadijah Ghania Adhwa harus dijahit kepalanya karena terluka.

Menanggapi adanya kelalaian pihak Posyandu, Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi akan mengevaluasi pelayanan kesehatan.

Baca juga: Keluarga Beberkan Penyebab Tersangka Penculikan Anak di Sukabumi Idap Gangguan Jiwa

Ia mengaku terkejut mendengar ada balita yang terjatuh dari timbangan Posyandu.

"Saya kira sudah dilakukan evaluasi kemarin, karena informasi juga tiba-tiba muncul."

"Kami sudah lakukan evaluasi dan diskusi nanti hasilnya kami sampaikan," paparnya, Kamis (15/6/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Diketahui insiden ini terjadi pada Rabu (24/5/2023) di Posyandu Delima 14 Baros, Kota Sukabumi.

Setelah beberapa minggu berlalu, korban masih mengalami sakit sehingga ibu korban mengungkapkan kekecewaannya ke pihak posyandu.

Achmad Fahmi menjelaskan jenis timbangan yang digunakan di posyandu akan dikaji lagi.

"Kita lihat lah karena anak balita itu nggak mudah. Balita itu ditaro di timbangan digital dia akan gerak-gerak segala macam," sambungnya.

Baca juga: Pengakuan Ibu dari Balita yang Positif Narkoba, Tak Curiga saat Anaknya Diberi Air Minum Tetangga

Menurutnya balita saat ditimbang selalu aktif bergerak sehingga timbangan digital yang pernah dipakai tidak efektif.

"Kita pernah menggunakan timbangan digital, ternyata tidak efektif untuk anak. Kita akan cari pola yang terbaik," imbuhnya.

Ia menegaskan insiden balita jatuh dari timbangan akan menjadi yang terakhir terjadi di Kota Sukabumi.

"Intinya kasus tersebut, tidak akan terulang lagi di wilayah Kota Sukabumi," ucapnya.

Kronologi Balita Jatuh dari Timbangan

Ibu korban, Zena Miftahul Jannah mengaku kecewa dengan pihak posyandu karena hingga saat ini tidak ada bentuk pertanggungjawaban atas insiden yang dialami anaknya.

Selain itu, pihak posyandu tidak ada yang mendampingi korban ketika proses perawatan.

Baca juga: Kronologis Balita di Samarinda Positif Narkoba, Berawal dari Ibunda Diminta Cabut Uban Tetangga

"Saya sakit hati, sangat sakit hati. Mereka belum ada itikad baik untuk datang ke rumah dengan alasan punya kesibukan masing-masing atau belum ada waktunya."

"Berarti anak saya tidak diutamakan atas tragedi kepala anak saya bocor akibat timbangan dacin di posyandu," paparnya, Rabu (14/6/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Zena menambahkan kondisi posyandu saat itu sedang sepi dan hanya ada beberapa petugas.

"Pada saat itu memang di posyandu lagi ada tim polio, akhirnya saya berangkat memutuskan bawa anak ke posyandu sekitar 10.30 WIB, saat datang sudah tidak ada siapa-siapa."

"Jadi hanya ada petugas posyandu dan lurah karena itu kebetulan mau ada pemilihan ketua posyandu," sambungnya.

Ia berangkat ke posyandu bersama korban dan anaknya yang masih berumur 1 tahun.

"Saya lagi gendong anak. Saya ditanya sama salah satu kader posyandu 'teh mau ditimbang yang mana' terus ditimbang itu aja di timbangan dacin," tuturnya.

Baca juga: Balita di Samarinda Positif Narkoba, Botol Minum yang Diberi ke Korban Bekas Bong untuk Isap Sabu

Kemudian kedua anaknya ditimbang di timbangan besi yang berbentuk seperti ayunan.

"Nurut lah anak saya buat ditimbang di timbangan dacin posisi memang seperti ayunan diam ga berontak anaknya jadi pecicilan anteng," tandasnya.

Zena kaget ketika mendengar anaknya yang pertama jatuh dari timbangan besi dan posisi besi menindih perut korban.

"Tiba-tiba buk aja jatuh. Jatuh itu karena putus tali timbangan ke si kayu penahannya, terus lihat kondisi anak saya, posisi timbangan udah di atas perutnya."

"Jadi saya kira tidak kena kepala, pada saat itu anak saya kan masih diam kaget terus kata saya ya udah ga apa apa bu karena saya kira di perut (jatuhnya)" ujarnya.

Dari luar tidak terlihat luka di kepala korban karena berjilbab, tapi setelah jilbab dibuka terlihat ada bagian kepala yang bocor diduga terkena besi timbangan.

"Saya buka ternyata darahnya udah banyak banget, di situ langsung dari pihak nakesnya ngambil tisu untuk nahan luka kepalanya."

"Terus langsung bawa aja ke Puskesmas dan mendapat penangaan medis dengan dua kali jahitan di bagian kepala," bebernya.

Baca juga: Balita di Samarinda akan Direhabilitasi usai Minum Air Putih Bercampur Sabu, Dua Tetangga Diamankan

Menurutnya timbangan besi yang digunakan posyandu tidak sesuai standar Kementerian Kesehatan.

Setelah beberapa hari berlalu, korban sering mengeluhkan sakit kepala dan demam.

Zena mengaku kesulitan mendapat surat rujukan untuk melakukan CT Scan guna memastikan kondisi kepala anaknya.

"Anak saya panasnya naik turun, selalu mengeluh sakit di bagian kepala, uring-uringan rewel, tidur tidak nyenyak."

"Hak anak saya untuk kesembuhan dan keselamatan di masa depan belum terlaksana. Kekhawatiran saya sebagai ibunya sampai sekarang masih terbayang-bayang," tandasnya.

Atas inisiden ini, Zena berharap Pemkot Sukabumi memberikan perhatian serius terhadap anaknya.

"Masa harus ada anak yang meninggal dulu baru ditangani dengan serius," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini