TRIBUNNEWS.COM - Seorang remaja di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat diamankan polisi karena jadi mucikari gay, Rabu (14/6/2023).
Pelaku ternyata masih berusia 17 tahun dan secara hukum, masih masuk dalam pelaku anak.
Pelaku selain menjadi mucikari juga berjualan nasi goreng.
Ia menjual seorang pria dari Kabupaten Pasaman yang berusia 27 tahun ke pria lainnya.
"Beberapa waktu lalu, pelaku anak (muncikari prostitusi gay) diamankan di sebuah hotel di Bukittinggi. Pelaku menjual pria berumur 27 tahun ke pria lainnya," kata Ps. Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, AKP Fetrizal, Jumat (15/6/2023).
Fetrizal menerangkan, korban yang dijual pelaku, memang memiliki orientasi seksual gay alias LGBT. Korban juga mau dijual oleh pelaku ke pria yang sama-sama gay.
Baca juga: Polisi Bongkar Prostitusi Online di Kota Bogor: Pelaku Terungkap Bekerja Sama dengan Pemilik Kos
"Transaksinya bermacam-macam, ada yang pakai aplikasi dan ada juga langsung. Namun, muncikari gay yang kami amankan saat ini, cara kerjanya lewat chat WhatsApp," terang Fetrizal kepada TribunPadang.com di ruangannya.
"Sesuai dengan kesepakatan, korban bakal diberi bayaran Rp1 juta atau lebih, untuk satu kali bermain dengan pria yang membelinya," tambah Fetrizal.
Berdasarkan hasil penyidikan kepolisian, muncikari gay yang diamankan tersebut masih pemain baru dalam hal tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Pasalnya, kata Fetrizal, pelaku mengaku baru satu kali menjual pria ke pria lain. Kendati demikian, pelaku juga memiliki orientasi seksual gay, dengan tipe bot (istilah bagi gay dengan posisi perempuan).
"Pelaku mengakui baru kali ini sebagai penjual (muncikari). Kalau dipakai orang, pelaku memang sering, posisinya sebagai bot," ungkap Fetrizal.
Tertangkapnya muncikari gay itu, kata Fetrizal, bukanlah secara tiba-tiba. Pihaknya telah sejak lama melakukan penyidikan akan aktivitas menyimpang yang ada di masyarakat.
"Namun kami baru berhasil mengungkapnya saat ini, melalui penangkapan ini, selanjutnya bakal menjadi informasi kunci terhadap penyebaran LGBT di Bukittinggi," tutut Fetrizal.
Lebih lanjut, Fetrizal mengakui jika laporan dan informasi yang disampaikan masyarakat telah banyak sampai ke pihaknya. Sebab itu, penyidikan terhadap LGBT di Bukittinggi digiatkan.
"Atensi ke kami (polisi) memang sudah banyak, supaya praktek LGBT di Bukittinggi ini bisa ditangkap semuanya. Namun, ini juga butuh barang bukti yang cukup," terang Fetrizal kepada TribunPadang.com di ruangannya.
Sebab itu, menurut Fetrizal, seusai diamankannya satu kasus LGBT pada Rabu lalu, diharapkan bisa membongkar komunitas-komunitas dan kawasan rawan LGBT di Bukittinggi.
Dijerat Pasal TPPO dan Peradilan Anak
Muncikari laki-laki yang masih di bawah umur melakukan tindak pidana perdagangan orang di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar).
Muncikari itu sebut saja bernama Raja (bukan nama sebenarnya) berumur 17 tahun. Raja diduga menjual laki-laki dewasa menggunakan aplikasi kencan online.
Laki-laki dewasa yang diduga menjadi korban, berinisial Z (27). Korban dijual untuk dipakai oleh laki-laki lainnya alias gay.
Ps. Kasat Reskrim Polresta Bukittinggi, AKP Fetrizal mengatakan, penangkapan kepada Raja dilakukan pada Rabu (14/6/2023) dinihari.
Raja ditangkap saat berada di sebuah hotel di kawasan Guguak Panjang, Bukittinggi.
Fetrizal menyampaikan, tindakan Raja masuk dalam kategori pidana. Raja dijerat Pasal 2 UU No 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Kendati demikian, Raja yang kini berstatus anak di bawah umur dalam pandangan hukum, maka menurut Fetrizal, saat penindakan bakal diterapkan UU No 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Sekadar info, penangkapan kepada Raja dilakukan atas dasar LP/A/02/VI/2023/SPKT/Satreskrim/Polresta Bukittinggi/Polda Sumatera Barat tertanggal 14 Juni 2023.
Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Muncikari Prostitusi Gay Ditangkap di Bukittinggi, Jual Pria ke Pria Lain dengan Tarif Rp1 Juta