"Mbah Hisyam pesannya selalu belajar dan bermanfaat untuk masyarakat. Tapi tidak pernah secara lisan, dibuktikan dengan sikap beliau dan itu tertanam ke anak cucunya," tutur Kiai Musta'id.
Sosok Mbah Hisyam juga dikenal aktif di organisasi NU. Tercatat Ia pernah menjadi Rais Syuriah NU di Purbalingga selama tiga periode kurun waktu tahun 1973-1983. Jejaknya ini juga diikuti oleh salah satu putranya, Ahmad Moesoddiq Supriyadi yang juga merupakan ayahanda Siti Atikoh dan kakak dari Kiai Musta’id.
Selain ikut mengasuh Ponpes Kalijaran, Ahmad Moesoddiq Supriyadi juga aktif dalam politik. Ia bergabung dan menjadi Wakil Ketua DPRD Purbalingga selama beberapa periode bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mendiang ayahanda Atikoh ini juga pernah menjadi anggota MPR RI.
Paman dari Siti Atikoh ini mengatakan, tidak semua anak dan cucu Hisyam Abdul Karim berkecimpung di Ponpes Kalijaran, misalnya kakaknya, yang memilih untuk terjun ke dunia politik dan pemerintahan.
"Ya itu juga menurun ke anak-anaknya, termasuk Atikoh yang sekarang istrinya Mas Ganjar," katanya.
Siti Atikoh sendiri adalah anak keempat dari lima bersaudara pasangan Ahmad Moesoddiq dan Astuti Ibrahim. Kakak sulung Siti Atikoh yang bernama Ahmad Cholid telah meninggal dunia. Putra kedua adalah Ahmad Hamid. Kemudian yang ketiga adalah Nurul Hidayah. Berikutnya adalah Siti Atikoh dan yang terakhir bernama Zaini Makarim.
Kakak perempuan Siti Atikoh, Nurul Hidayah juga berkecimpung di dunia politik dan saat ini menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari PPP.
"Prinsipnya bermanfaat untuk masyarakat di manapun tempatnya. Jadi ada yang di pemerintahan, politik, dan yang jadi guru juga ada," tuturnya. (*)