TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Anak pertama hasil hubungan inses Rudi (57) dengan putrinya E (28) di Purwokerto, Jawa Tengah, tidak dibunuh.
Dikutip dari Tribun Jateng, anak tersebut diadopsi dan dibesarkan di luar daerah.
Baca juga: Dugaan Hubungan Inses Ibu dan Anak di Bukittinggi, Polisi Alami Kendala dalam Proses Penyelidikan
Saat ini, Polda Jateng juga fokus terhadap pemulihan kondisi ER, anak yang inses dengan bapaknya tersebut.
Untuk itu ia bakal mendapatkan terapi psikologi dari Polda Jateng.
Trauma healing diberikan lantaran korban telah mendapatkan kekerasan seksual selama 15 tahun.
"Iya ada pendampingan untuk korban termasuk trauma healing," jelas Kabid Humas Polda Jateng Kombes Iqbal Alqudusy, di Kota Semarang, Selasa (27/6/2023).
ER dipaksa melakukan hubungan satu darah (inses) oleh tersangka bernama Rudianto (57).
Aksi bejat tersangka dilakukan sejak tahun 2008 atau ketika korban berusia 13 tahun.
Baca juga: Pria di Banyumas Paksa Anak Berhubungan Inses Sejak 2009, 7 dari 8 Bayi yang Lahir Dibunuh Pelaku
Akibat hubungan gelap tersebut korban hamil di tahun 2009.
Namun,bayi tersebut diadopsi orang lain.
Selanjutnya di kurun tahun 2013, 2015, 2016, 2018, 2019, 2020, dan 2021, korban melahirkan tujuh bayi masing-masing empat bayi laki-laki dan tiga perempuan.
Ketujuh bayi tersebut dibunuh oleh tersangka.
"Pengakuan tersangka mengubur bayinya sebanyak tujuh kali, tiga lokasi masih nihil. Hari ini masih dilanjutkan pencarian," sambung Iqbal.
Menurutnya, korban dipaksa melakukan hubungan intim atau diperkosa oleh pelaku sampai hamil lalu melahirkan.
Kejahatan seksual tersebut dilakukan di gubuk tempat sekitar lokasi kejadian.
"(untuk ritual dukun) penyelidikan belum sampai sana. Nanti kami infokan kembali," jelasnya.
Baca juga: Kata Wali Kota Bukittinggi Erman Safar Setelah Dilaporkan Sebar Hoaks Inses: Itu Ujian Buat Saya
Sebelumnya sempat diberitakan menurut pengakuan warga setempat, yaitu T (35) mengatakan kalau terduga E memang dianggap punya hubungan khusus dengan ayahnya melebihi bapak dan anak.
Perilaku E berubah setelah adanya penemuan kerangka bayi tersebut dan langsung tidak dapat ditemui.
Warga di Kelurahan Tanjung sudah tidak bisa menutupi fakta apabila E pernah melahirkan pada 12 tahun lalu.
"Itu hasil hubungan sama bapak kandungnya, 12 tahun lalu.
Makanya sempat diusir sama warga sehingga Ibu E sempat pindah-pindah kontrakan," jelasnya.
Ia mengatakan hasil hubungan terlarang antara E dengan bapak kandungnya itu lalu diadopsi oleh warga Semarang.
Baca juga: Polisi Telah Periksa Pemuda di Bukittinggi yang Disebut Inses dengan Ibunya, Ini Kata Kasat Reskrim
Anak pertama yang lahir dan besar itu diadopsi orang Semarang yang saat ini sudah kelas 5 SD.
Bahkan warga sempat melihat dalam waktu yang belum lama ini E sempat terlihat gemuk.
"'Belum terlalu lama, gemuk banget badannya," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Anak Pertama Hasil Inses Bapak dan Anak di Purwokerto Tak Dibunuh, Warga Ungkap Kondisinya