News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Program Cegah Stunting Ganjar di Jateng Diapresiasi Akademisi, Bisa Jadi 'Role Model'

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berdiskusi dengan anak-anak sekaligus memberikan pengarahan pada acara Gelar Expo Jo Kawin Bocah yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng di Gedung Gradhika Bhakti Praja kompleks Kantor Pemerintah Provinsi Jateng Kota Semarang, Rabu (9/6/2021). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua program pencegahan stunting yang digagas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendapat apresiasi.

Dua program yang dimaksud adalah 'Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng' (5Ng) dan Jo Kawin Bocah.

Diketahui berdasarkan perhitungan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), kasus stunting di Jawa Tengah pada tahun 2018 sebanyak 24,4 persen, pada 2019 menjadi 18,3%, 2020 sebesar 14,5%. Pada 2021 sebesar 12,8%, sedangkan pada 2022, kasus stunting di Jawa Tengah tersisa 11,9%.

Kepala Riset Kesehatan Masyarakat Universitas Gunadarma Lestari Octavia yang juga terlibat dalam Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), melihat progres baik dicapai provinsi Jawa Tengah lewat program pencegahan stunting.

Menurutnya, dua program tersebut layak untuk diadaptasi daerah lain, karena sangat tepat sasaran.

“Harus diapresiasi bahwa di tingkat pemimpin daerah sudah memikirkan sejak dari usia dini yaitu program Jo Kawin Bocah dan 5Ng, sehingga jadi role model. Adaptasi saya sampaikan karena setiap daerah tentu punya perbedaan masalah. Konsep ini (Jo Kawin Bocah dan 5Ng) bisa dibawa dan disesuaikan,” kata Lestari, Jumat(30/6/2023).

Baca juga: Pemprov Jateng Resmikan Layanan Care Center Jo Kawin Bocah Demi Cegah Perkawinan Usia Dini

Dalam penanganan stunting, 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi masa krusial pencegahan. Program 5Ng tepat karena memedulikan secara komprehensif kondisi perempuan saat mengandung. Secara tidak langsung, Ganjar mengajak masyarakat tidak hanya tenaga kesehatan saja peduli pada ibu hamil.

"Nah kalau misalnya ibunya terindikasi malnutrisi, itu kan harus melakukan perbaikan dan intervensi. Nah, itu di masa awal-awal kehamilan," ujar Lestari.

Beberapa waktu lalu, Ganjar mengajak seluruh perangkat pemerintah bergerak bersama mencegah kasus stunting. Selain stunting, saat ini Ganjar juga sedang fokus pada penanganan kasus kemiskinan ekstrem.

“Begitu kita bergerak semuanya kita jadikan satu momentum. Seluruh Jateng momentumnya tidak boleh terlambat. Sekarang kita gerakkan, ada kader kesehatan yang bagus, ada ahli gizi yang mulai terbuka dan mau menjelaskan kepada ibu-ibu hamil. Terus kemudian ada bidan yang merawat kandungannya,” ujar Ganjar.(Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini