Menurutnya, penganiayaan yang dialami korban tidak terjadi di lingkungan sekolah.
Laksamana Putra Siregar berjanji akan mengumpulkan wali kelas dan orang tua siswa agar kasus serupa tidak terjadi.
Baca juga: Pengakuan Pelaku Perundungan yang Minta Korban Cium Kakinya, Sebut Pernah Jadi Korban
Pengawasan terhadap siswa tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, tapi juga di luar sekolah.
"Tentunya ini pembelajaran bagi kami di Dinas Pendidikan. Ke depan kami akan melakukan upaya-upaya preventif, seperti parenting meeting dan hal lain sebagainya."
"Tujuannya, agar orang tua lebih memperhatikan aktivitas anak pada saat libur semester atau libur sekolah," paparnya, Kamis (29/6/2023), dikutip dari TribunMedan.com.
Kata Orang Tua Korban
Orang tua B, Yusraini Nasution alia Butet mengatakan korban sempat mengadu kepadanya usai mengalami penganiayaan.
Dugaan penganiayaan terjadi pada Kamis (22/6/2023) setelah korban pulang sekolah.
Korban mendatangi lapak jualan milik orang tua dan mengeluh kesakitan karena dianiaya kakak kelas.
"Dia kemarin dipukuli sama abang-abang (kakak-kakak) kelasnya, kelas lima kelas enam, sementara anak saya kelas dua SD. Pulang-pulang dia sudah nangis, ngadu dipukuli," ungkapnya, Rabu (28/6/2023).
Mendengar anaknya dipukuli, Butet pergi ke rumah orang tua pelaku penganiayaan.
"Waktu dia datang ke jualan saya itu, katanya yang mukul dia satu orang. Saya datangi rumahnya, tapi katanya nggak ada mukul si B," lanjutnya.
Setelah dianiaya, korban jatuh sakit dan demam tinggi hingga dua hari.
Baca juga: Kondisi Siswa SMP Korban Perundungan di Bandung, Akui Rasakan Sakit di Tubuhnya
Selain demam, korban juga mengalami trauma akibat perbuatan kakak kelasnya.