Ia juga mengatakan, populasi anak di sekitar sekolahnya yang sangat minim juga menjadi faktor lain kenapa SDN Tumenggungan sepi.
Baca juga: KSP Minta Pihak yang Langgar Proses PPDB Zonasi Ditangkap: Itu Pidana
Kesulitan Atur Dana BOS
Leliy Maria juga menceritakan, bahwa muridnya tiap tahun makin menyusut.
Atas hal tersebut, pihaknya kesulitan mengatur dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
BOS sendiri bergantung pada jumlah siswa.
"Kemarin kita meluluskan 20 orang. Kalau yang diterima 2, berarti kehilangan 18 siswa pendanaan dari BOS," tuturnya saat ditemui Selasa (11/7/2023).
Ia juga menyebut, ada tren penurunan jumlah siswa setiap tahunnya.
"Berapa tahun ini menurun. Saya di sini baru tahun kemarin. Kalau dilihat dari jumlah siswa kelas 6 sampai kelas 2 trennya turun," jelasnya.
Ia menambahkan, jumlah siswa di SDN Tumenggungan sekitar 70 orang, sedangkan BOS tahun ini dianggarkan Rp930 ribu per murid per tahun.
Leliy pun berusaha memanfaatkan dana tersebut semaksimal mungkin.
"Sepintar-pintarnya kita," ucapnya.
Ditanya soal wacana penggabungan dengan sekolah lain atau regrouping, Leliy pun pasrah.
"Kalau regrouping dari dinas (Dinas Pendidikan Kota Solo). Untuk tahun ini baru berjalan baru penataan. Dinas pun sudah melihat mungkin paling kelihatan sedikit kita. Tapi masih ada beberapa SD yang sedikit," tuturnya.
"Bagaimana harus bisa mengelola seberapa pun siswanya. Kami sudah berusaha yang terbaik. Sudah diantisipasi paling awal," pungkas Leliy.